DENPASAR – BUMN PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Sub Regional III Bali dan Nusa Tenggara menggandeng nelayan di sekitar Benoa, Denpasar, untuk mengembangkan taksi air guna mendukung wisata bahari.
“Untuk tahun pertama kami kelola bersama tiga desa adat yakni Serangan, Pedungan dan Tanjung Benoa,” kata Senior Manajer Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo Sub Regional III Bali Nusa Tenggara Sulistianingsih di Denpasar, Kamis.
Program taksi air dilaksanakan dalam tahun jamak itu dengan tahap pertama membangun semacam halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di tiga desa pesisir itu.
Di halte itu juga rencananya dibangun kios yang menjual kuliner dan buah tangan atau UMKM. Saat ini, pihaknya menggandeng desa adat untuk mendata pelaku wisata bahari sebagai “nakhoda” taksi air itu, termasuk dari nelayan yang berminat salah satunya di Desa Adat Tanjung Benoa sudah ada sekitar 30 orang yang mendaftar untuk taksi air.
Untuk besaran tarif, lanjut dia, rencananya ditentukan oleh Dinas Perhubungan setelah merampungkan diskusi dengan Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Kabupaten Badung dan instansi terkait lainnya.
Melalui TJSL, pihaknya akan membantu mempercantik perahu nelayan dan memberikan bantuan perlengkapan taksi air misalnya alat keselamatan. “Ini menjadi pengalaman bagaimana menikmati Teluk Benoa melalui taksi air, sekalian menjadi destinasi wisata,” ucapnya.
Selain mendukung wisata bahari, program taksi air itu juga diharapkan menekan potensi kepadatan arus lalu lintas di daratan terutama di tiga desa yang juga menjadi tujuan wisata itu.
Wisata bahari dengan menumpangi perahu nelayan sebelumnya dikembangkan di kawasan wisata Tanjung Benoa, Kabupaten Badung.
Wisatawan biasanya menaiki perahu tradisional dari Pantai Tanjung Benoa menuju kawasan dekat Pulau Pudut kemudian menyusuri perairan dengan pemandangan Tol Bali Mandara, kemudian dapat menyinggahi beberapa penangkaran penyu. Peminatnya tak hanya wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan mancanegara. (ant/sb)