GIANYAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar menggelar lomba Sapi Bali Jantan Bibit di Tanah Lapangan Bekas Bangunan Hardys, Selasa (4/4/23). Lomba ini digelar serangkian menyambut peringatan Hari Jadi ke-252 Kota Gianyar.
Di samping itu, lomba tersebut bertujuan meningkatkan populasi, produksi bibit sapi Bali yang unggul serta pelestarian sapi khas Bali.
Bupati Mahayastra mengatakan bukan hanya sekedar penyedia protein hewani, peternakan sendiri memegang peran yang penting dalam mendukung ketahanan pangan.
Terlebih sektor ini memiliki ketangguhan dalam menghadapi situasi krisis seperti pada saat situasi pandemi Covid-19.
“Kita sudah melihat, bahwa para peternak sapi banyak di Kabupaten Gianyar dan orang di desa memelihara sapi secara tradisional sebagai tabungan,” kata Bupati asal Payangan ini.
Selain memiliki peran yang strategis, sektor ini akan dapat menjadi salah satu jalan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi para peternak. “Bagaimana sekarang biar menjadi salah satu potensi ekonomi yang menjanjikan untuk penghidupan yang layak sebagai peternak,” ungkap Mahayastra.
Menurut dia, tujuan diadakannya lomba sapi ini tiada lain untuk memotivasi peternak untuk meningkatkan kualitas ternaknya dan mencari bibit unggul sapi khas Bali.
Hal tersebut sudah melalui seleksi oleh panitia dari Litbang Sapi Bali. Dan dari pilihan-pilihan yang telah tampil pada hari ini, nanti salah satunya akan menjadi bibit yang akan kita kembangkan dengan proses akademis oleh para ahli.
“Kalau saat nanti kita bisa mandiri, kita akan lakukan di Gianyar namun sekarang kita mencoba untuk menyuplai bibitnya dulu,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Lomba Sapi, Ni Putu Sarini mengatakan kegiatan lomba ini dilakukan guna pelestarian dan pemurnian sapi Bali serta meningkatkan mutu dan jumlah ternak agar Pulau Bali menjadi etalase ternak sapi khas Bali.
Adapun kriteria penilaian lomba sapi jantan bibit yaitu, memiliki kondisi sehat yang bebas dari penyakit hewan menular, tidak memiliki cacat fisik dan genetis dan memiliki organ reproduksi yang baik.
“Serta memiliki ciri fisik sapi Bali yang memenuhi syarat kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan standar”, bebernya.
Pelaksanaan penilaian sendiri sudah dimulai dari tanggal 23 maret untuk tingkat kecamatan dan penilaian tingkat kabupaten dilakukan pada tanggal 4 April 2023 yang dilakukan oleh tim juri dari Litbang Sapi Bali dan LPPM Universitas Udayana.
“Penilaian tingkat kecamatan dilakukan oleh tim juri ke peternak, sebelumnya oleh tim teknis kecamatan,” kata Ni Putu Sarini.
Adapun jumlah sapi yang mengikuti lomba sebanyak 42 ekor, dimana setiap kecamatan memiliki wakil 6 ekor sapi. Nantinya dari hasil penjurian di tingkat kecamatan akan dipilih 2 ekor yang terbaik untuk mewakili di tingkat kabupaten.
Jadi total jumlah sapi yang mengikuti lomba di tingkat kabupaten sebanyak 14 ekor. “Namun karena ada satu kecamatan hanya diwakili 1 ekor sapi karena ternak lainnya tidak memenuhi kriteria, sehingga jumlah sapi yang dinilai sebanyak 13 ekor,” terang Sarini.
Untuk juara I, II, dan III dinilai berdasarkan penilaian oleh dewan juri dan juara harapan dinilai berdasarkan voting dari pengunjung perlombaan sapi Bali.
Di akhir acara dilaksanakan penyerahan piala dan uang pembinaan kepada juara pertama dengan nilai 281.79 diraih oleh I Wayan Merta dan berhak menerima uang pembinaan sebesar Rp 25 Juta.
Juara kedua dengan nilai 280.33 diraih oleh I Wayan Terima dan memperoleh Rp 20 juta. Juara ketiga dengan nilai 276.3 diraih oleh Ketut Suastika dan memperoleh uang pembinaan sebesar Rp 15 juta, serta juara harapan yang dipilih oleh para pengunjung memperoleh Rp 15 juta. (009)