DENPASAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, mengantensi bahaya penyakit HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM), terus diupayakan. Salah satu langkah upaya penanganan penyakit itu, dilakukan Penguatan Forum Kemitraan untuk ATM, yang digelar Dinas Kesehatan Kota Denpasar berkolaborasi dengan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes), di Gedung Sewaka Dharma, Rabu (8/2/2023).
“Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan besar yakni tiga masalah kesehatan yang membebani, yaitu masalah tingginya penyakit menular seperti HIV AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM),” kata Wakil Wali Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa.
Dia menjelaskan, selain TBC, masalah HIV AIDS juga masih menjadi masalah dan tantangan di Kota Denpasar. Dari laporan program HIV AIDSÂ tercatat temuan kasus HIV kumulatif sampai dengan Desember Tahun 2022, yakni sejumlah 14.712 kasus.
“Walaupun angka insiden dan kematian karena AIDS mengalami kecenderungan penurunan dalam 10 tahun terakhir namun dari segi penularan masih terjadi temuan kasus. Sehingga, kita perlu lebih berfokus untuk mengambil upaya-upaya untuk permasalahan tersebut,” katanya.
Arya Wibawa menegaskan kewaspadaan terhadap kasus – kasus import dari luar daerah yang dibawa oleh masyarakat masuk ke wilayah Kota Denpasar harus menjadi perhatian semua pihak.
“Dalam rangka penemuan dan pengobatan pasien HIV/ AIDS dan Tuberkulosis secara cepat, tepat dan berkelanjutan kita harus fokus dan melakukan terobosan-terobosan serta membangun komitmen dan membentuk kesepakatan bersama dalam penanggulangan AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM) menuju eliminasi di tahun 2030,” pinta Arya Wibawa.
Kepala Diskes Kota Denpasar, dr. Candrawati tak menampik, bahwa saat ini pihaknya tengah berkonsentrasi pada inovasi dan terobosan dalam upaya mengeliminasi kasus HIV AIDS, TBC dan juga Malaria.
Pada tiga kasus penyakit ini, Kota Denpasar menyiapkan beberapa strategi penanggulangan. Pada HIV AIDS dilakukan langkah pencegahan surveilans dan juga penanganan kasus. Kemudian untuk eliminasi TBC, strategi yang kita ambil adalah percepatan penemuan Kasus TBC dengan cara menguatkan peran faskes.
Sedangkan, untuk malaria, strategi kita untuk mempertahankan eliminasi malaria adalah dengan melakukan PE pada setiap kasus malaria, dan mengobatinya langsung,” papar dr Candrawati.
Pihak Diskes Kota Denpasar, juga kata dr. Candrawati menyiapkan inovasi berupa program Integrasi untuk eliminasi HIV/ AIDS, TBC dan Malaria dalam bentuk program SAKU JELITA (DenpaSAr FoKUs Menuju Eliminasi AIDS, Tuberkolosis dan Malaria).
“Dalam SAKU JELITA ini terdapat beberapa langkah yang kami upayakan. Seperti meningkatkan peran kader ATM, masyarakat, komunitas, dan juga peran Desa untuk fokus pada kegiatan eliminasi 2030. Selain itu, penyediaan paket informasi ATM yang akan dipakai pedoman kader dan pelibatan sektor swasta juga ada dalam komponen SAKU JELITA ini,” jelas dr. Candrawati.
Sementara Ketua Adinkes PW Bali, dr. I Nyoman Gunarta mengharapkan peran serta desa / kelurahan di Kota Denpasar, untuk penanganan kasus HIV AIDS, TBC dan malaria ini.
“Peran serta seluruh komponen di Kota Denpasar tidak terkecuali pihak desa / kelurahan, sangatlah penting dalam upaya penanggulangan kasus ATM ini. Kami dari Adinkes akan terus memberikan dukungan guna mewujudkan eliminasi 2030,” pungkasnya.(WIR)