DENPASAR – Program makan bergizi gratis di sejumlah daerah dimulai pada Senin (6/1/2024). Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar hingga kini masih menunggu petunjuk teknis (juknis) mengenai program tersebut. Diketahui, Denpasar tidak masuk ke dalam daftar kota yang mengawali program makan bergizi gratis, Senin.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SD Disdikpora Kota Denpasar, I Nyoman Suriawan, sudah melaksanakan rapat online pada Sabtu (4/1/2025) bersama pemerintah pusat. Di antaranya, dari Badan Gizi Nasional hingga BPOM.
“Rapat terkait dengan peran tugas masing-masing instansi dalam rangka mendukung persiapan makan bergizi gratis. Tetapi, belum disebutkan bahwa akan dilaksanakan besok di seluruh Bali. Saya kira belum ada itu,” ungkapnya saat dihubungi, Minggu (5/1/2025).
Menurut Suriawan, dalam rapat tersebut Diskdikpora diminta untuk mendata secara akurat jumlah peserta didik yang akan mendapatkan program ini. Lalu, memastikan kesiapan tenaga pendidik hingga ruangan khusus di sekolah terkait implementasi program tersebut.
“Kami sifatnya menunggu saja apapun yang menjadi kebijakan pusat. Kalau Denpasar apalagi cakupan di wilayah kota, saya kira sudah siap melaksanakan (program),” jelasnya.
Suriawan menjelaskan dari segi sarana dan prasarana (sarpras), setiap sekolah di Denpasar sudah sangat mendukung program ini. Dalam uji coba program di SDN 17 Dangin Puri dan SD 3 Renon, ada 453 siswa yang tercatat berpartisipasi. Adapun, makanan yang disajikan harganya Rp 15 ribu per porsi.
Di sisi lain, Suriawan berharap nantinya program tersebut tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Khususnya dalam segi waktu.
Suriawan juga berharap konsep makanan dibagikan dalam bentuk kotak akan diberlakukan. Menurutnya, konsep nasi kota mempermudah siswa dalam mengkonsumsi. Hal itu juga lebih menghemat waktu dibandingkan makanan disajikan dalam konsep katering.
“Kalau seperti itu lebih menghemat dari segi waktu saya kira. Tapi, kalau nanti konsepnya seperti disediakan makanan kayak di dapur umum nanti agak susah mengatur, apalagi (sasarannya) anak-anak kecil,” tandas Suriawan. (dtc/sb)