BULELENG – Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Bali Gede Pramana mengatakan penyelesaian proyek Turyapada Tower Komunikasi Bali Smart (KBS) 6.0 Kerthi Bali yang sebelumnya ditargetkan pada 26 Desember 2023, mundur menjadi 27 Maret 2024.
“Sampai saat ini realisasi pembangunan proyek sudah 67 persen. Kami optimistis bisa selesai pada 27 Maret 2024,” kata Gede Pramana saat menerima kunjungan reses Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Made Mangku Pastika di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Jumat.
Menurut dia, penyebab mundurnya penyelesaian tower yang memiliki fungsi utama untuk mengoptimalkan siaran televisi digital dan mengatasi ‘blank spot’ di Kabupaten Buleleng tersebut karena kondisi keterbatasan keuangan daerah.
Akibat kondisi defisit APBD Bali tahun anggaran 2023, proyek Turyapada Tower yang dialokasikan dengan anggaran total sebesar Rp311 miliar lebih yang bersumber dari APBD Bali, belum bisa sepenuhnya dicairkan untuk penyelesaian proyek tersebut.
“Dari Rp311 miliar itu, nanti di 2024 sisanya diplot sebesar Rp104 miliar. Bapak Pj (Penjabat) Gubernur Bali sudah setuju proyek ini diperpanjang dan dilakukan ‘reschedule (penjadwalan ulang),” ucap Gede Pramana.
Turyapada Tower yang dibangun di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng itu puncak towernya akan berfungsi sebagai pemancar siaran TV digital terestrial, telekomunikasi seluler, internet dan radio.
Tower dengan ketinggian 146 meter ini juga dilengkapi wahana edukasi berupa planetarium, laboratorium pendidikan, sky walk, restoran putar, jembatan kaca, museum komunikasi hingga tersedia fasilitas glamping.
Gede Pramana menambahkan jika Turyapada Tower telah beroperasi, nantinya mampu mengoptimalkan siaran televisi digital dengan jangkauan mencapai 80 persen wilayah Kabupaten Buleleng dan Jembrana. Selain itu berfungsi pula sebagai daya tarik pariwisata baru dan pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Peletakan batu pertama pembangunan menara (tower) telekomunikasi Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali telah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster pada 23 Juli 2022.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika menyatakan kegembiraannya karena proyek Turyapada Tower akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Bali dari sisi komunikasi, terutama bagi masyarakat di Kabupaten Buleleng yang masih mengalami “blank spot”.
“Kalau proyek ini bisa beroperasi, ‘kan bisa lebih terbuka semuanya. Kemajuan teknologi dan informasi tentu ke depan harus terus kita ikuti,” ucap mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Turyapada Tower juga dinilai menjadi proyek terbesar di kabupaten yang terletak paling utara Pulau Bali itu.
“Saya ingin datang sebelum proyek ini diresmikan, yang semula dijadwalkan selesai pada 26 Desember 2023. Tetapi, saya tahu juga dengan kondisi keuangan Pemprov Bali. Apalagi dalam APBD Perubahan 2023 memang sulit sekali,” katanya.
Pastika berharap DPRD Provinsi Bali dapat mengawal anggaran proyek tersebut agar jangan sampai mundur lagi pelaksanaannya karena jika sampai mundur tentu akan menimbulkan kerugian yang lebih besar.
“Kita harus mengawal agar benar-benar ada uangnya, bukan hanya angkanya saja yang ada. Kita semua tentu berharap dapat selesai tepat waktu dan bisa membawa dampak positif bagi masyarakat Bali, terutama untuk aspek komunikasi,” ucap Anggota Komite IV DPD itu. (ant/sb)