Rabu, Januari 22, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perbankan di Bali Salurkan Kredit Rp111,7 Triliun Didominasi Investasi

DENPASAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat perbankan di Pulau Dewata merealisasikan penyaluran kredit mencapai Rp111,7 triliun pada periode Januari-November 2024 atau meningkat 6,87 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya mencapai sekitar Rp104 triliun.

Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Rabu, menyebutkan pertumbuhan kredit itu didorong kredit investasi dengan realisasi sebesar Rp35 triliun.

“Tingginya pertumbuhan kredit investasi itu menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali,” ujar Kristrianti.

Ada pun nominal kucuran kredit investasi itu bertambah sebesar Rp5,54 triliun atau tumbuh 18,79 persen dibandingkan periode sama 2023.

Sedangkan berdasarkan kategori debitur, kucuran kredit dari bank di Bali sebanyak 52,93 persen diserap oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Sementara itu, berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi sektor bukan lapangan usaha sebesar 34 persen dan sektor perdagangan besar dan eceran mendekati 29 persen.

Di sisi lain, jumlah dana masyarakat yang dihimpun perbankan di Bali (dana pihak ketiga/DPK) selama 11 bulan tahun 2024 tergolong besar mencapai Rp189,98 triliun atau tumbuh 13,30 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Peningkatan DPK dibandingkan November 2023 ditopang oleh kenaikan nominal instrumen tabungan sebesar Rp12,1 triliun,” imbuhnya.

Besarnya dana yang dihimpun perbankan di Bali itu tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) atau rasio pinjaman terhadap simpanan per posisi November 2024 mencapai 58,83 persen.

Berdasarkan ketentuan, idealnya LDR berada pada rentang 78 persen hingga 92 persen.

Sehingga, perbankan di Bali masih memiliki ruang yang besar untuk menyalurkan kredit kepada debitur untuk mendukung fungsi intermediasi perbankan.

Adapun kecukupan modal BPR yang tercermin pada likuiditas BPR (cash ratio/CR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga di atas ambang batas berturut-turut sebesar 14,83 persen dan 35,41 persen.

Pihaknya menyakini tingginya permodalan perbankan mampu menyerap potensi risiko yang dihadapi. “Kami akan terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas,” ucapnya.

Sementara itu, dari sisi kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga yang tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,23 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan November 2023 mencapai 3,12 persen. (ANT/SB)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER