DENPASAR – Memperingati hari perang Puputan Badung ke-117, pada Rabu (20/9/2023), membuat tokoh milenial Pulau Dewata, yakni Agung Manik Danendra (AMD) menyambangi Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan (Rumah KaKek), di Jalan Trengguli Gang IV-D3, Denpasar.
Selain memperingati perjuangan para pahlawan bangsa dalam perang Puputan tersebut, kehadiran AMD yang datang bersama keluarga besar Puri Tegal Pemecutan Denpasar beserta tim AMD centre  juga bertujuan menjalin silaturahmi dengan Ketua Yayasan Rumah KaKek, Ketut Udi Prayudi.
“Karena filosofi utama Rumah KaKek sungguh luar biasa, yaitu menyatukan semangat keberagaman serta kebhinnekaan bangsa Indonesia yang dijadikan fondasi utama dibangunnya rumah ini,” puji AMD.
Dia pun berharap setiap generasi muda dapat meneladani filosofi kebangsaan yang tertuang dari Rumah KaKek, karena menurutnya hal itulah yang menjadi modal kerukunan dalam bernegara.
“Saya pribadi ketika memasuki areal Rumah KaKek mendapatkan vibrasi aura yang bagus, dan saya rasa tempat ini akan menjadi tempat legendaris kedepannya,” ungkap tokoh yang digadang-gadang akan maju menjadi calon Gubernur Bali pada Pilgub 2024 mendatang.
Lebih lanjut AMD mengatakan, dalam kedatangannya dibarengi juga dengan penyerahan secara simbolis bantuan sarana keagamaan umat hindu berupa Genta kepada Rumah KaKek dan berharap melalui suara Genta, maka nilai-nilai suci kebangsaan dapat terus dikumandangkan.
“Karena kita ketahui bersama Genta itu dibunyikan dari tangan kiri yang dekat dengan jantung. Dari situ saya berharap Genta sebagai representasi jiwa yang menyuarakan nilai kebangsaan,” jelas AMD.
Sementara Ketua Yayasan Rumah KaKek, Ketut Udi Prayudi, mengapresiasi kedatangan tokoh muda seperti AMD untuk melihat lebih dekat keberadaan Rumah KaKek. Apalagi saat ini dia menilai tidak banyak tokoh muda yang memiliki konsistensi dalam merawat nilai-nilali kebangsaan.
“Kedatangan AMD, saya harap menjadi spirit bagi adik-adik generasi muda untuk terus mewarisi semangat nasionalisme ditengah keberagaman di nusantara,” ucap Udi Prayudi.
Menurutnya, tujuan dari berdirinya Rumah KaKek ialah sebagai wadah kegiatan pengembangan generasi muda untuk kegiatan kreatif, seni budaya serta kegiatan lainnya.
Dalam pembangunan yang dilakukan secara gotong royong oleh tokoh-tokoh di Bali itu, memiliki konsep kebangsaan dan nasionalisme. Hal ini tercermin dari pondasi bangunan yang dibangun dari batu-batu seluruh Nusantara, dari Sabang sampai Papua, dari Miangas sampai Pulau Rote Ndao.
Selain itu, ruangan yang ada didalamnya diberi nama-nama pahlawan dari seluruh nusantara dan berbagai suku dan agama. Seperti Ruang Bung Karno (Jawa), Ruang Bung Hatta (Sumatera), Ruang Gus Dur (Jawa), Ruang Tjilik Riwut (Kalimantan), Ruang Tjut Nyak Dien (Aceh), dan Ruang John Lie (Sulawesi).
Selanjutnya ada Ruang Frans Kasiepo (Papua), Ruang Mr. Ida Anak Agung Gede Agung (Bali), Ruang Christina Martha Tiahahu (Maluku), dan Ruang Ida I Dewa Istri Kanya (Bali).
“Karena komitmen kami untuk kebangsaan sangatlah kuat. Bangunan ini telah digunakan oleh banyak organisasi kepemudaan di Bali, sehingga dapat menjadi rumah gotong royong,” tandas Udi Prayudi. (Dre)