BADUNG – Perumda atau Perusahaan Daerah (PD) Pasar dan Pangan Badung akan memborong gabah yang dihasilkan delapan subak atau kawasan lahan sawah di empat kecamatan di Badung. Dinas Pertanian dan Pangan Badung menyebut upaya ini guna mendukung program beli gabah-jual beras Pemkab Badung.
Diketahui, program ini dijalankan seusai Pemkab Badung menyuntikkan modal penyertaan sebesar Rp 31 miliar untuk Perumda Pasar dan Pangan Badung. Rencananya, gabah dikelola untuk kemudian dijual ke Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Badung.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana mengungkapkan delapan subak ini diajak kerja sama karena dipandang layak. Hal itu dilihat dari sisi luas lahan dan tingkat produktivitasnya.
“Kami menghitung delapan subak ini siap untuk menjawab kebutuhan beras di Badung. Saya belum begitu hafal luasannya. Yang jelas, kami ambil dari Kecamatan Mengwi, Petang, Abiansemal, dan Kuta Utara,” katanya, Jumat (14/4/2023).
Menurut Wijana, program ini adalah terobosan bagus untuk menjamin harga gabah petani tidak anjlok akibat permainan tengkulak saat panen raya. Terlebih, gabah akan diolah dulu menjadi beras oleh perusahaan daerah dengan harga pasar.
Pemkab Badung juga mewacanakan pemberian stimulus berupa insentif kepada para petani di Badung. Tujuannya agar ada gairah di kalangan petani untuk tetap menekuni pekerjaannya.
“Insentif ini belum (diberikan). Kami masih menghitung. Tapi untuk stimulus lain, selama ini kami sudah siapkan, sudah jalan. Ada subsidi pupuk ke semua petani, benih, dan lainnya,” terang Wijana.
Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa sempat menyebut beras produksi Perumda Pasar dan Pangan akan dijual ke ASN/PNS. Setelah berjalan bagus, baru lah diperluas pasarnya ke masyarakat.
Berdasarkan hasil kajian tim ahli pertanian, pembelian gabah oleh pemerintah berpotensi menaikkan pendapatan petani 11,5 persen dari posisi saat ini. “Pembelian gabah langsung ke petani ini praktis menghindari praktik tengkulak,” tandas Arnawa. (BIR/iws/dtc)