Senin, November 25, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Produk Ekonomi Kreatif UMKM Dipamerkan Dalam Spouse Program KTT G20

NUSA DUA – Ragam produk ekonomi kreatif hasil karya para UMKM tanah air dihadirkan dalam Spouse Program KTT G20, yakni program yang dikhususkan bagi para pendamping Kepala Negara atau spouse yang hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia 2022.

“Spouse Program KTT G20 Indonesia 2022 menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di dalam negeri kepada 6 pendamping Kepala Negara atau spouse yang mengikuti program ini,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, dalam keterangannya, di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Selasa (15/11).

Dia mengungkapkan, hadirnya UMKM yang dipamerkan pada Spouse Program di KTT G20 diharapkan dapat turut mempromosikan produk UMKM Indonesia.

“Melalui spouse program ini, Indonesia memiliki kesempatan baik untuk meng-ekspose produk UMKM. Bukan hanya semata mata keramahtamahan sebagai tuan rumah namun sebagai cara promosi yang lebih murah dan efektif,” kata Menparekraf Sandiaga.

Spouse Program hari ini diikuti total 6 pendamping Kepala Negara yang hadir pada KTT G20, yakni dari Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Turki, dan Spanyol, European Commission.

Melalui program ini diharapkan akan banyak memberikan pengalaman dan kenangan yang akan didapat para istri maupun para pendamping dari Kepala Negara.

Produk UMKM yang ditampilkan memiliki berkonsep berkelanjutan lingkungan, sesuai dengan tema Spouse Program “The Journey: Indonesian Sustainable Living Culture”. Seperti produk Ba-Ju by Paul, yang merupakan karya fashion dengan desain etnik dan berkonsep serbaguna.

Sementara itu, Desainer Ba-Ju bernama Paul Amron Yuwono menyampaikan bahwa, Ba-Ju secara elegan mengombinasikan kain tradisional terbaik dari seluruh pelosok Indonesia. Dengan teknik manipulasi kain yang didaur ulang, memberikan tampilan etnik yang chic dengan rasa tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan, sosial dan etika.

“Dan ini sangat sustainable, saya mendesain satu sarung yang bisa dikenakan dengan banyak gaya. Ada 12 style jika digunakan perempuan, kalau laki-laki bisa digunakan kurang lebih 6 style,” kata Paul.

Paul berharap produk Ba-Ju yang ia desain bisa disukai oleh para pendamping Kepala Negara yang hadir pada Spouse Program.

Ada juga produk Javara milik Helianti Hilman. Javara menjual berbagai produk pangan organik, alami, dan artisanal terbaik yang berasal dari berbagai daerah di kepulauan Indonesia.

Aisha Achir selaku Business Development Strategist Jaavara, mengatakan, Javara terinspirasi dari semangat, dedikasi, dan ketekunan petani kecil dan masyarakat adat yang melawan segala rintangan, berjuang untuk menjaga warisan keanekaragaman hayati pangan serta kearifan adat dan spiritualisme pada sistem pangan berkelanjutan.

“Jadi kami ingin memperkenalkan kepada pendamping Kepala Negara KTT G20 yang hadir bahwa produk bahan pangan Indonesia sangat luar biasa kaya akan nutrisi, dan memiliki kisah menarik dari proses pembuatannya ataupun hadirnya bahan pangan tersebut,” kata Aisha.

Selain itu juga ada produk UMKM dari Baron Bali yang menampilkan produk tas, dompet, yang dibuat dari anyaman bahan rotan, bambu; produk UMKM dari Tanjung Biru berupa Kain Ikat Gringsing; Lana Daya dengan produk Home Decor seperti sarung bantal; Suwe Ora Jamu yang menampilkan  produk minuman tradisional yang dikemas secara modern.

Juga Du’Anyam dengan berbagai produk anyaman; Atsiri yang menampilkan ragam essential oil khas Indonesia; Dekranas Provinsi Lampung yang menampilkan produk Tapis; Dekranas Provinsi Sumsel yang menampilkan produk songket; serta Riana Meilia dengan produk perhiasan mutiaranya.

Selain melihat produk-produk ekonomi kreatif unggulan, para pendamping Kepala Negara atau spouse juga diajak untuk menyaksikan langsung pengrajin janur membuat hiasan janur, sekaligus dijelaskan filosofi dari makna hadirnya budaya janur kuning di Indonesia. Yakni sebagai melambangkan perasaan syukur dan terima kasih.

Tak hanya itu, mereka juga berkesempatan melihat mama Noken merajut tas Noken Papua. Sebutan Mama Noken ini berarti pengrajin perempuan yang sering merajut Noken kerajinan tradisional asli bumi Cendrawasih yang kerap digunakan oleh kaum wanita dewasa atau mama-mama.

Noken sendiri telah menjadi warisan budaya dunia tak benda (intangible heritage) yang diakui oleh UNESCO sejak tahun 2012. Noken secara umum juga melambangkan kehidupan yang baik, perdamaian dan kesuburan bagi masyarakat Papua. Ada juga aktivitas  pembatik yang sedang membuat batik menggunakan alat canting batik.(WIR)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER