Selasa, Januari 21, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Diktisaintek yang Didemo Pegawainya

JAKARTA – Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek) dalam Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran, sedang menjadi perhatian publik. Sorotan tajam terhadap dirinya muncul setelah aksi protes dilakukan oleh sejumlah pegawai kementerian yang dipimpinnya.

Pada Senin (20/1/2025), puluhan pegawai Kemendiktisaintek menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor kementerian di Jalan Pintu Senayan, Jakarta. Aksi ini didokumentasikan dalam berbagai unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), termasuk oleh Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri.

Dalam aksi tersebut, terlihat spanduk yang bertuliskan: “Pak Presiden, selamatkan kami dari menteri pemarah, suka main tampar, dan main pecat.”

Selain itu, terdapat tudingan bahwa keluarga Satryo kerap mencampuri urusan internal kementerian. Spanduk lain juga memuat kritik keras: “Institusi negara, bukan perusahaan pribadi Satryo dan Istri. #lawan! #menteridzalim.”

Isu yang mencuat dari aksi ini meliputi dugaan tindakan arogan dan pemecatan tidak adil terhadap pegawai kementerian, termasuk seorang pegawai bernama Neni Herlina. Selain itu, beberapa sumber menyebutkan adanya dugaan insiden penamparan terhadap sopir pribadi dan kebijakan mutasi pegawai yang dianggap semena-mena.  Lalu bagaimana profil dari Menteri Satriyo Soemantri Brodjonegoro sendiri? Berikut ulasan lengkapnya.

Latar Belakang Satryo Soemantri Brodjonegoro

Satryo Soemantri Brodjonegoro lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956. Ia berasal dari keluarga dengan latar belakang pendidikan yang kuat. Ayahnya, Soemantri Brodjonegoro, pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1973.

Sebagai seorang akademisi dan ilmuwan, Satryo meraih gelar Ph.D. di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, pada 1985. Karya ilmiahnya tercatat mencapai lebih dari 99 publikasi, menjadikannya salah satu sosok terkemuka dalam dunia riset dan pendidikan.

Kariernya di dunia pendidikan dimulai dari jabatan Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB pada 1992, sebelum kemudian menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada periode 1999-2007. Dalam perannya tersebut, ia mempelopori berbagai pembaruan dalam sistem pendidikan tinggi Indonesia, seperti penguatan kualitas riset universitas dan peningkatan daya saing global perguruan tinggi.

Di bidang internasional, Satryo dianugerahi penghargaan “The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon” oleh pemerintah Jepang. Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam mempererat kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Jepang, baik di tingkat pemerintah maupun akademik.

Penunjukan sebagai Menteri Diktisaintek

Pada Oktober 2024, Satryo diangkat sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi oleh Presiden Prabowo Subianto. Jabatan ini merupakan puncak dari kariernya setelah puluhan tahun berkecimpung di bidang pendidikan, riset, dan teknologi.

Namun, hanya beberapa bulan setelah menjabat, kritik terhadap kepemimpinannya mulai bermunculan. Protes dari pegawai kementerian terkait gaya kepemimpinannya yang dianggap arogan dan dugaan campur tangan keluarganya kini menjadi tantangan besar yang harus dihadapi.

Demikian profil singkat Satryo Soemantri Brodjonegoro, figur yang kini menjadi sorotan karena sosoknya yang dinilai arogan sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. (mk/sb)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER