KARANGASEM – Puluhan pelanggan PDAM Tirta Tohlangkir di wilayah Banjar Dinas Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali, tidak dapat suplai air sudah setahun lebih. Mereka hanya mengandalkan dropping air dari PDAM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kelian Banjar Dinas Butus I Gusti Ngurah Sudarmana membenarkan hal tersebut. Ia menuturkan pelanggan PDAM Tirta Tohlangkir di wilayahnya sering mengeluh lantaran lama tidak kebagian air.
“Berdasarkan hasil koordinasi dengan PDAM, yang menyebabkan air tidak bisa mengalir ke wilayah Butus karena pompa air dari sumber menuju wilayah Butus mengalami kerusakan,” kata Sudarmana, Kamis (8/6/2023).
Sudarmana mengatakan PDAM masih mengkaji pengadaan pompa air baru untuk mengganti pompa yang rusak tersebut. Ia mengakui selama air belum mengalir ke rumah-rumah warga di Butus, PDAM rutin melakukan dropping air setiap bulan.
“Saya sangat berharap PDAM Tirta Tohlangkir lebih maksimal lagi dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan sehingga air kembali bisa mengalir ke wilayah Butus,” kata Sudarmana.
Direktur Utama PDAM Tirta Tohlangkir I Komang Haryadi Parwatha membenarkan 39 pelanggan di wilayah Banjar Dinas Butus tidak mendapat suplai air. Ia pun tak menampik penyebab tak tersalurnya air akibat pompa yang rusak.
“Tahun lalu kami juga sedang efisiensi dan belum ada biaya untuk perbaikannya. Akhirnya kami dropping air menggunakan mobil tangki sampai sekarang,” kata Parwatha.
Menurut Parwata, PDAM Tirta Tohlangkir menyediakan 58 tangki air bersih untuk 39 pelanggan yang di Banjar Dinas Butus. Adapun satu tangki berisi sekitar 4.000 liter air. Biaya yang dikeluarkan untuk dropping air menggunakan mobil tangki sekitar Rp 11 juta per bulan.
“Sementara pendapatan dari 39 pelanggan setiap bulannya justru kurang dari Rp 2 juta. Karena hanya dari pembayaran biaya beban saja sehingga sisanya kami yang melakukan disubsidi,” kata Parwatha.
Parwata menjelaskan rencana perbaikan pompa baru bisa dilakukan setelah penyesuaian tarif air PDAM. Ia mengaku telah merancang penambahan pompa dengan panel listrik di wilayah Umanyar dengan perkiraan pembiayaan mencapai Rp 379 juta.
Di sisi lain, ia tak menampik bahwa perusahaan juga memikirkan profit agar biaya yang dikeluarkan berimbang dengan jumlah pelanggan. “Nanti kami akan kaji dulu, seperti apa nanti jalan keluarnya karena kami juga tidak mau merugi terus-menerus,” tandasnya. (iws/BIR/dtc)