Kamis, Desember 12, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Reputasi PSN Berhadapan dengan Transformasi Bintang Timur Jelang Final ETMC 2023

Klub sepak bola modern berbasis ‘transformasi’, Bintang Timur Atambua, berhasil mengalahkan Biru Muda Perkasa Flores Timur dengan skor 2-0 dalam laga semifinal ETMC 2023, Rabu (30/8/2023).

Pada laga semifinal lainnya yang berlangsung pada hari yang sama, PSN Ngada, klub dengan reputasi sebagai langganan juara, berhasil membungkam tuan rumah Perseronda Rote Ndao dengan skor 2-1.

Partai final ETMC XXXII yang akan berlangsung pada Sabtu (2/9/2023) antara PSN dan Bintang Timur disebut sebagai laga antara “senior kontra junior” oleh Manajer Bintang Timur, Serena Francis.

Bintang Timur adalah klub yang berbasis pada akademi sepak bola modern, didirikan 9 tahun lalu di perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Prestasi klub ini menjadi bukti bahwa proses memang tidak pernah mengkhianati hasil.

Di sisi lain, PSN Ngada adalah satu-satunya klub di NTT yang paling banyak meraih trofi juara ETMC. Gelar ketujuh diraih pada tahun 2007. Sulit bagi klub mana pun untuk menandingi reputasi PSN dalam tiga dasawarsa terakhir.

Namun, mengalahkan tim yang terbentuk dari transformasi sepak bola modern tentu tidak mudah. Pemain-pemain Bintang Timur umumnya telah dipersiapkan sejak usia dini melalui sekolah sepak bola.

PSN, yang tampil kurang meyakinkan di babak penyisihan, tampaknya telah menemukan kembali semangat mereka. Sementara itu, performa Bintang Timur sedang berada di puncak.

PSN berupaya memanfaatkan laga final sebagai momentum untuk mengakhiri puasa gelar dan memantapkan posisi sebagai yang terbaik sepanjang 32 kali penyelenggaraan ETMC.

Jika PSN menang, publik akan mempertanyakan kualitas akademi sepak bola Bintang Timur. Sebaliknya, jika Bintang Timur yang menang, ini akan menjadi tamparan bagi PSN.

Era terus berubah, dan hanya klub yang paling siap yang pantas menjadi juara. Reputasi dan nama besar hanyalah warisan dari masa lalu.

Mengamati ETMC tahun ini, hampir setiap tim yang gagal memiliki alasan minimnya persiapan dan masih adanya politisasi sepak bola oleh satu atau dua oknum.

Sepak bola adalah atraksi yang menarik jika kedua tim yang bertanding sama-sama siap dan berkualitas. Alasan minimnya persiapan adalah memalukan, mengingat ETMC adalah acara tahunan yang telah terjadwal.

Para pemain sepak bola dari klub terkenal dapat berhasil karena ketekunan dan kerja keras. Mereka harus berlatih setiap hari dan bekerja keras untuk mencapai level tertinggi.

Semoga dari ajang ETMC ini, pemain-pemain muda NTT bisa menjadi incaran klub-klub sepak bola tanah air yang sedang berkembang.

Terlepas dari klub mana yang akan menang atau gagal, kita berharap laga final ini menjadi atraksi yang layak ditonton dan diperbincangkan, meski dengan keterbatasan fasilitas lapangan dan dominasi politisasi sepak bola menjelang Pemilu.

Catatan: Valerian Libert Wangge

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER