BADUNG – Gubernur Bali Wayan Koster akan menindak tegas produsen, praktek jual beli arak gula yang ada di Bali dimana saja mereka berada. Hal ini disampaikan Koster saat memberikan arahan dalam peringatan Hari Arak Bali ke-3 di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali.
Di hadapan ratusan anggota Asosiasi Tresnaning Arak Bali dan Berem, Koster mengatakan bahwa arak gula yang dari Bali itu telah merusak citra arak Bali yang sesungguhnya dan sangat berbahaya bagi kesehatan.
“Banyak sekali produk arak gula yang dibawa ke Jawa. Berjerigen-jerigen. Mereka mengatakan kalau itu arak Bali. Namun 5 hari kemudian sudah basi dan bila dikonsumsi akan sangat berbahaya bagi kesehatan,” ujarnya.
Menurutnya Koster, arak gula itu sangat berbahaya bagi kesehatan karena arak gula mengandung etanol dan zat kimia lainnya. Ini sangat berbahaya. Dan yang paling utama adalah arak gula itu tidak sesuai dengan budaya Bali.
Proses produksi arak gula tidak sama dengan proses pembuatan arak Bali yang diproduksi secara tradisional, alamiah dengan kualitas yang tinggi. Arak Bali berasal dari pohon lontar, pohon kelapa dan pohon enau. Sementara arak gula dibuat dari campuran air, gula, difermentasi secara tidak higienis.
“Bagaimana mungkin ada arak yang dicampur dengan air dan gula, difermentasi dan sangat berbahaya bagi kesehatan bila dikonsumsi. Karena diproduksi di Bali, maka orang mengira kalau itu adalah arak Bali,” tegasnya.
Untuk itu, setelah dilantik menjadi Gubernur Bali 2025-2030, Koster akan langsung melakukan penindakan tegas berupa penutupan, penyitaan, produksi dan lalulintas jual beli arak gula.
Dan pada saat yang sama, pihaknya akan melibatkan semua stakeholder terkait lainnya untuk terus meningkatkan kualitas arak Bali yang sesungguhnya, terutama dari sisi kemasan, promosi dan pemasaran. Sebab hal ini sempat jeda kurang lebih 1 tahun ketika dirinya tidak menjabat lagi.
Untuk itu setelah lantik, Koster akan langsung bekerja untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan pemasaran arak Bali hingga mendunia. Sebab, bila pasarnya meningkat maka produksi juga harus meningkat.
Untuk arak Bali hanya berasal dari tiga sumber yakni lontar, enau, dan kelapa. Budidaya tanaman ini akan dilakukan, sebab untuk enau dan lontar butuh waktu yang sangat panjang. Dan yang paling mudah adalah kelapa.(WIR)