DENPASAR – Selama bulan suci Ramadhan harga harga ayam hidup di tingkat peternak di Bali cederung fluktuatif. “Memasuki minggu kedua dan ketiga bulan suci Ramadhan kami perkirakan harga ayam hidup di peternak akan menurun karena permintaan konsumen juga menurun. Ini memang biasa terjadi setiap tahunnya,” kata Ketua Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Ayam Broiler Bali, I Ketut Yahya Kurniadi dikutip dari kumparan, Kamis, (7/4/2022).
Menurutnya, pada minggu pertama ramadhan, harga ayam hidup cukup baik. Namun memasuki minggu kedua hingga minggu ketiga diprediksi akan menurun, dan biasanya kembali stabil pada minggu keempat saat menjelang lebaran.
Meski menurunnya harga ayam hidup di pertengahan bulan ramadhan merupakan siklus tahunan yang kerap terjadi, ia tetap khawatir penurunan tersebut dapat mencapai harga dibawah Harga Pokok Produksi (HPP) yang saat ini senilai Rp21.000 – Rp22.000.kb
“Jika nanti harga jual ayam hidup berada di bawah HPP maka akan menyebabkan kerugian bagi para peternak,” jelasnya.
Yahya mengungkapkan, kemungkinan penurunan harga ayam hidup ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap harga daging ayam di pasar. Hal ini karena para pedagang memiliki perhitungannya sendiri, dan tidak langsung dapat menurunkan harga ayam untuk konsumen.
“Kalaupun di peternak harga ayam hidup akan turun karena permintaan diprediksi melemah, tapi di pasar pedagang tidak akan langsung menurunkan harga daging ayam potong yang saat ini harganya mencapai Rp40.000 per Kg, sedangkan untuk ayam hidup Rp23.500 per Kg,” ungkapnya.
Yahya yang juga sebagai peternak ayam pedaging ini berharap agar pada minggu kedua dan ketiga bulan suci ramadhan, permintaan ayam dari konsumen tetap stabil sehingga tidak mempengaruhi harga ayam hidup di kandang. (sb)