JEMBRANA – Angkringan Sumbul Sunset View di Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana ditutup sebulan lebih oleh warga. Sebanyak 38 warga mengeklaim dan memasang plang dilengkapi dengan nomor Sertifikat Hak Milik (SHM), serta Nomor Identifikasi Bidang (NIB) di sempadan Pantai Yehsumbul.
Sebanyak lima angkringan yang sebelumnya selalu ramai pengunjung local, bahkan mancanegara. Angkringan itu sempat diresmikan Bupati Jembrana. Kondisinya kini sangat memprihatinkan. Bahkan, di kawasan pesisir sudah dipagari oleh sejumlah warga yang merasa memiliki hak atas tanah tersebut.
Pantai Yehsumbul merupakan kawasan wisata di Jembrana. Ada beberapa vila, hotel, dan restoran. Kawasan ini dilirik oleh pengembang karena memiliki potensi besar untuk kemajuan pariwisata di Kabupaten Jembrana. Hal ini terlihat dari banyaknya wisatawan asing maupun lokal yang lalu lalang di kawasan tersebut.
Salah seorang warga setempat, M Iman (42) menjelaskan ditutupnya angkringan itu sudah terjadi lebih dari satu bulan lalu. Sejumlah warga memasang pagar dan mengkaveling tanah. “Padahal ini kan di pinggir pantai, tetapi kenapa diklaim kepemilikan oleh warga,” ujarnya kepada detikBali, Minggu (19/3/2023).
Dirinya juga menjelaskan sebelum ditutup, angkringan yang menawarkan pemandangan sunset indah ini selalu ramai oleh pengunjung. Bahkan, tidak hanya pengunjung lokal, pengunjung mancanegara juga nampak memadati angkringan tersebut.
“Di sini (Yehsumbul) banyak vila dengan tamu wisatawan mancanegara, jadi banyak wisatawan asing yang berkunjung ke angkringan. Beberapa wisatawan juga nampak kebingungan ketika angkringan ini ditutup,” ujar Iman.
Sementara itu, Perbekel Desa Yehsumbul I Putu Gede Diantariksa membenarkan adanya penutupan angkringan serta pembatasan akses masyarakat ke lahan sempadan Pantai Yehsumbul. Menurut Diantariksa, sengketa tanah ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Pada 2018 lalu sebenarnya pemerintah melakukan proses mediasi.
“Dari informasi yang kami dapatkan, memang sempat ada permasalahan kepemilikan lahan ini, namun sudah sempat dimediasi, nah saat ini kembali dipertanyakan oleh warga,” kata Diantariksa.
Diantariksa juga menjelaskan, permasalahan sengketa lahan ini sudah dalam proses penanganan oleh BPN. “Sudah kami laporkan ke kabupaten juga, dan sudah diproses, jadi kami masih menunggu hasil nantinya seperti apa,” imbuhnya.
Disinggung mengenai nasib Angkringan Sumbul Sunset View, Diantariksa mengaku akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait lainnya. “Kami tunggu dulu seperti apa kelanjutannya dan masyarakat juga kami imbau bersabar,” tandasnya. (hsa/nor/dtc)