Kamis, Mei 15, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sosok Bu Eny, Pemilik Rumah Mewah Terbengkalai

JAKARTA – Mengenal sosok Bu Eny, pemilik rumah mewah yang terbengkalai di Jakarta Timur. Ibu Eny viral lantaran dirawat anaknya selama 12 tahun di rumah tersebut. Dia dikabarkan depresi ditinggal suami.

Perempuan bernama Eny Suakesi itu hanya tinggal berdua dengan anak semata wayangnya di rumah mewah tanpa jaringan air bersih dan listrik. Rumahnya berlokasi di kawasan Cakung, Jakarta Timur, tepatnya di Komplek PLN Klender, Jl. Peron Nomor 48, Jakarta Timur.

Bu Eny mengalami depresi sejak tahun 2010 akibat ditinggal suaminya. Kini ia dirawat di RSKD Duren Sawit untuk mendapatkan penanganan medis.

“Dilayani dengan baik, dikonsultasikan ke dokter ahli jiwa. Saat ini dalam penanganan medis dan pendampingan dokter psikiater,” kata Direktur RSKD Duren Sawit, dr Nikensari Koesrindartia, Jumat (6/1/2023), dilansir dari detikNews.

Tetangga Bu Eny bernama Fadly Hariadi mengungkapkan, sosok Bu Eny yang memiliki interaksi sosial tinggi. “Ya dulu kayak masyarakat umumnya lah, interaksi sosialnya tinggi,” kata Fadly, Kamis (5/1/2023).

Bu Eny dan suaminya juga disebut tergolong mampu, dan diketahui bekerja di Departemen Keuangan. “Gelarnya Ibu Eny dra. Ibu Eny itu kalau nggak salah kerja sama dengan suaminya. Kalau yang saya dapat informasinya, itu pokoknya dia seringnya di Departemen Keuangan,” imbuh Fadly.

Ibu RT 06 RW 02, Jatinegara, Cakung, Ina Sunarsih menuturkan, warga sekitar sempat membantu menyambungkan listrik di satu ruangan rumah Bu Eny. “Sempat waktu itu, sebelum rumah ini dibangun ada rumah yang dijual. Ini membantu menyambungkan untuk satu ruangan saja,” katanya, Kamis (5/1/2023).

“Untuk penerangan kan besar sekali, nggak mungkin semuanya. Karena kan untuk pembayaran listriknya mungkin ya. Yang penting Tiko dan ibunya ada penerangan,” imbuhnya. Namun, Bu Eny menolak bantuan itu sehingga aliran tersebut terhenti.

Kemudian, penerangan Bu Eny sempat menggunakan lilin. “Tapi setelah berjalannya waktu, ibunya marah-marah ke tetangga sebelah. Akhirnya diputus kembali. Setelah tidak ada penerangan listrik, dibantu dengan lilin,” tuturnya.

Selain bantuan listrik, warga juga sempat memberi bantuan uang dan sembako, namun dihentikan karena warga merasa Tiko harus hidup mandiri. Akhirnya, Tiko dipekerjakan sebagai petugas keamanan di perumahan tersebut.

Sosok Tiko adalah putra tunggal Bu Eny. Pria bernama Pulung Mustika Abimanyu itu, terkenal pintar. “Tiko itu termasuk murid yang pintar, ya, jadi dia dapat SMP-nya negeri. Pasti nilainya tinggi,” kata Ina, Kamis (5/1/2023).

Namun, Tiko harus berhenti sekolah karena terkendala biaya. Warga maupun guru SMP Tiko sempat mengusahakan agar tetap bisa melanjutkan sekolah, tetapi bantuan itu ditolak Bu Eny karena ingin selalu dekat dengan Tiko.

“Tapi lama-kelamaan (akhirnya putus sekolah) karena kondisi mungkin buat ongkosnya. Sebetulnya dari guru-guru SMP-nya pun sudah ada wali kelasnya yang bantu untuk tas seragam ada yang bantu. Dari warga juga sempat mau bantu untuk sekolah, tapi sama ibunya ditolak karena nggak mau jauh-jauh dari Tiko,” imbuhnya.

Tiko pun harus merawat ibunya setelah putus sekolah. Ia sempat berjualan gorengan untuk kebutuhan sehari-hari. “Aku memang kan mama sebelum kondisinya separah ini masih ada usaha dagang gorengan, jadi aku keliling jualan,” kata Tiko, Kamis (5/1/2023).

Namun, setelah kondisi ibunya memburuk, RT menawari Tiko bekerja sebagai sekuriti kompleks, dan ia sudah bekerja selama empat tahun. “Semakin ke sini, mama kondisinya semakin buruk, jadi aku ditawarin lingkungan Pak RT untuk jadi sekuriti setempat di sini,” ungkap Tiko.

Selama 12 tahun Tiko merawat ibunya seorang diri. Kisahnya berawal pada tahun 2010, saat ibunya mengalami depresi setelah papanya pergi. “Awalnya papa pergi, ibu tinggal sendiri dan kondisi ibu kan seperti itulah ya, kejiwaannya depresi atau seperti apa. Setelah itu aku ngurus ibu berdua saja, maksudnya aku tinggal sama Ibu berdua,” terangnya.

Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti mengapa ibunya depresi, namun dia menduga kondisi kejiwaan ibundanya terguncang karena kondisi ekonomi dan ditinggal suami. “Mungkin karena kepergian Papah dan kondisi yang begitu mendadak kolaps usahanya,” ujarnya. (irb/gsp/dtc)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER