DENPASAR– Tenaga kesehatan (nakes) di Bali mulai menerima suntikan vaksin hepatitis B secara gratis, terutama nakes yang kontak langsung dengan pasien, untuk mengantisipasi penyakit infeksi hati yang paling sering disebarkan melalui paparan cairan tubuh yang terinfeksi.
“Hari ini pencanangannya oleh Kementerian Kesehatan di seluruh provinsi. Jadi kami di Bali fokuskan di RSUD Bali Mandara. Yang pasti mereka nakes yang berisiko langsung kontak dengan pasien yang juga kena hepatitis B,” kata Kepala Seksi Survailans dan Imunisasi Dinkes Bali I Gusti Ayu Raka Susanti.
Di Denpasar, Rabu, Raka menyebut nakes yang diprioritaskan adalah mereka yang bekerja di bidang spesialis kandungan, bedah, IGD, ICU, dan ruang perawatan dengan total 13.513 orang yang akan menerima vaksin.
Vaksin hepatitis B akan diberikan secara bertahap sebanyak tiga kali, mulai dari saat ini, jarak 1 bulan untuk suntikan kedua, dan jarak 3 bulan untuk suntikan ketiga.
Meski dalam waktu empat bulan semestinya proses vaksinasi berakhir, Dinkes Bali menyampaikan ada potensi lebih lambat dari itu lantaran sebelum vaksin perlu dilakukan tahap skrining, berbeda dengan COVID-19 yang tahapnya lebih cepat.
“Kalau COVID-19 cukup cek tensi, kemudian ditanya riwayat penyakitnya komorbid, kalau hepatitis B skriningnya harus melakukan pemeriksaan darah. Jadi kalau nakes ini skriningnya terinfeksi harus diobati dulu, kemudian diperiksa apa memiliki antibodi,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan apabila tenaga kesehatan tersebut memiliki antibodi atau kekebalan tubuh setelah terserang, maka tidak akan diberikan vaksin sehingga proses panjang ini memerlukan bantuan jajaran di kabupaten/kota.
Pada hari ini di RSUD Bali Mandara mulai dilakukan vaksinasi terhadap 50 tenaga kesehatan dengan target 705 orang dari unit berisiko yang diutamakan.
Salah satu peserta vaksin hepatitis B bernama Dewa Ayu Desi (24) mengaku takut menerima suntikan, namun perawat tersebut menyadari bahwa tindakan ini penting demi keselamatan.
“Vaksinnya ini memang penting dilakukan karena kita sebagai nakes berhadapan langsung dengan cairan tubuh pasien yang berisiko tinggi terpapar hepatitis. Jadi memang penting,” katanya.(ant/sb)