BADUNG – Krama (masyarakat) Desa Adat Kapal, Kabupaten Badung, Bali, mengelar prosesi Tradisi Tabuh Rah Pengangon atau Siat Tipat Bantal (perang dengan menggunakan ketupat) di Pura Desa dan Puseh Kapal, Senin (10/10). Prosesi ini, turut diikuti Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta.
Kepala Adat atau Bendesa Adat Kapal, I Ketut Sudarsana mengatakan, tradisi ini sudah ada sejak dulu dan dilaksanakan pertama kali tahun 1.339 Masehi. Tujuan tradisi ini guna memohon kehadapan Tuhan (Ida Bhatara) yang berstana di Pura se-Desa Adat Kapal, agar menganugerahkan keselamatan dan kesejahteraan bagi krama Desa.
“Aci Tabuh Rah Pengangon ini dilaksanakan setahun sekali bertepatan dengan Purnama Sasih Kapat dan sampai saat ini sudah terlaksana 683 kali,” jelasnya.
Pada Siat Tipat ini berlangsung, warga dibagi menjadi dua kelompok. Kemudianx mereka masing-masing membawa ketupat. Dan, ketika sudah mendapat aba-aba, mereka saling lempar ketupat antara kelompok satu dan kelompok dua yang saling berhadapan-hadapan.
Sudarsana juga menceritakan awal mula adanya tradisi ini, pada waktu Bali dipimpin oleh raja Ida Sri Astasura Ratna Bumi Banten. Dimana, Sang raja lalu mengutus patihnya bernama Ki Kebo Taruna atau Kebo Iwa datang memperbaiki Pura Purusada di Kapal.
Dan pada saat kedatangannya tersebut, Kebo Iwa melihat sebagian besar rakyat Kapal bertani. Namun, saat datang warga Desa Kapal terserang musibah dan musim paceklik. Saat itulah, Kebo Iwa memohon kepada Tuhan (Ida Bhatara) yang berstana di Pura Purusada. Kemudian ia mendapat petunjuk agar dilaksanakan upacara sebagai persembahan kepada Sang Hyang Siwa.
“Pelaksanaan acara ini, hanya melibatkan 5 Banjar dari 18 Banjar Adat yang ada di Desa Adat Kapal setiap tahun akan digilir dari 18 Banjar Adat yang ada di Desa Adat Kapal,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Badung, Giri Prasta secara pribadi memberikan bantuan Rp 20 juta, yang turut dihadiri anggota DPRD Badung I Made Suardana, dan Ni Komang Tri Ani, Camat Mengwi I Nyoman Suhartana serta unsur Tripika Kecamatan Mengwi, Lurah Kapal I Nyoman Sudiarta serta tokoh Masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta mengatakan, atas nama Pemerintah Kabupaten Badung menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terlaksananya Tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon Desa Adat Kapal, dimana tradisi ini adalah warisan para leluhur yang harus dan wajib untuk dilaksanakan tiap tahun.
“Aci itu adalah Persembahan, Tabuh itu Turun, Rah itu Energi dan Pengangon itu Manifestasinya Dewa Siwa. Pelaksanaan kegiatan ini sebelum dimulai, warga masyarakat sudah menghaturkan sesajen terlebih dahulu untuk diupacarai. Setelah itu, doa bersama agar upacara berjalan dengan baik dan lancar,” katanya.
Setelah itu, ada persembahan Tari Rejang dan Baris secara bersama yang dinamai Rejang Tipat dan Baris Bantal dalam istilah lain Purusa dan Pradana, Bantal merupakan simbol laki-laki (purusa) dan Tipat simbul perempuan (Pradana).
“Purusa dan Pradana inilah dipertemukan di alam semesta untuk mendapat kemakmuran baik secara pribadi, kelompok, golongan dan seluruh lapisan masyarakat. Saat pelaksanaan warisan budaya seperti saat ini yang amat disakralkan oleh masyarakat Desa Adat Kapal dan bagi kami ini sangat luar biasa sekali, pertahankan dan lestarikan,” ucap Bupati Giri Prasta.(WIR)