JAKARTA – PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) melakukan perpanjangan jam operasional layanan menjadi 24 jam. Mulai besok (12/9/2022), bus TransJakarta akan beroperasi selama 24 jam.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan TransJakarta Anang Rizkani Noor mengatakan, perpanjangan jam operasional itu dilakukan guna melayani masyarakat yang masih beraktivitas hingga larut malam.
“Layanan 24 jam setiap hari ini berlaku di 13 koridor. Semoga penambahan waktu layanan ini ikut membantu masyarakat di saat harga BBM naik,” kata Anang dalam keterangan tertulis, Minggu (11/9/2022).
Dengan adanya perpanjangan jam operasional ini maka, TransJakarta untuk jam reguler akan beroperasional mulai pukul 05.00-22.00 WIB. Kemudian, dilanjutkan dengan layanan Angkutan Malam Hari (Amari) mulai pukul 22.00-05.00 WIB.
Untuk mendukung operasi 24 jam setiap hari ini maka selain armada bus Transjakarta juga memastikan petugas di halte dan bus juga disesuaikan.
Sementara itu, PT JakLingko Indonesia bakal memberlakukan tarif integrasi di layanan bus TransJakarta non-BRT secara bertahap. Selain menggunakan aplikasi JakLingko, pembayaran tarif integrasi juga bisa melalui kartu uang elektronik.
“Non-BRT bertahap ya, nanti non-BRT yang terintegrasi dengan halte, sempat masuk ke halte dan juga terintegrasi dengan MRT dan LRT karena itu titik tarif integrasinya,” kata Direktur Utama PT JakLingko Indonesia Muhammad Kamaluddin saat dikonfirmasi, Minggu (11/9/2022).
Kamal menjelaskan kartu uang elektronik untuk seluruh bank bisa digunakan membayar tarif integrasi LRT, MRT maupun TransJakarta. Nantinya kartu uang elektronik tetap akan terintegrasi dengan aplikasi JakLingko.
“Jadi pembacaan lebih cepat tapi tetap terintegrasi dengan aplikasi, untuk data penumpangnya ada di aplikasi, tapi tapping menggunakan kartu bank,” jelasnya.
“Kami sudah tes, jadi misalnya pakai kartu di non-BRT TransJ, itu dikartunya sudah terekam naik TransJ, waktu naik MRT dia hitung nggak tarif biasa, tapi udah tarif integrasi,” tambahnya.
Di samping itu, pihaknya telah melakukan perbaikan layanan tarif integrasi selama uji coba sebulan terakhir ini. Setelahnya, pihaknya segera meresmikan layanan tarif integrasi dalam waktu dekat.
“Akan diresmikan 1-2 minggu ini, sedang koordinasi dengan Pemprov DKI, nanti pada saatnya akan undang wartawan,” tandasnya.
Seperti diketahui, layanan tarif integrasi telah diterapkan coba sejak Agustus lalu. Penerapan tarif integrasi 3 mode transportasi ini dapat memangkas ongkos perjalan. Misalnya, rute dari Stasiun LRTJ Boulevard Selatan menuju Stasiun MRT Cipete Raya, jika menggunakan sistem integrasi hanya dikenakan tarif Rp 7.500. Sedangkan tarif normal mencapai Rp 16.500.
Contoh lainnya rute Stasiun MRT Fatmawati menuju Halte Gatot Subroto Jamsostek arah Timur BRT (TransJakarta). Tarif normal rute ini mencapai Rp 10.500, sedangkan dengan penerapan tarif integrasi hanya dikenakan Rp 5 ribu.
Khusus untuk moda Transjakarta, pada tahap awal tarif integrasi berlaku di ruas BRT (Bus Rapid Transit) yaitu Transjakarta dengan scan-in ticket di halte koridor. Untuk non-BRT seperti Metrotrans, Minitrans dan Mikrotrans dengan scan-in ticket di armada yang umumnya terdapat di samping sopir, belum dapat dilakukan dan masih dalam tahap pengembangan.
“Kami mengimbau pelanggan tetap waspada dan berhati-hati bepergian di malam hari,” ujarnya. (taa/maa/dtc)