NUSA DUA – Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Prof Tjok Oka Sukawati mengatakan, tren wisatawan (pelancong) saat ini cenderung memilih destinasi wisata di alam terbuka.
“Karena, wisata dapat menikmati udara yang bersih dan pengalaman yang diperoleh saat berada di lokasi wisata, bisa berbaur dengan masyarakat lokal. Serta turut merasakan sentuhan budaya setempat,” ucap Wagub yang sering disapa Cok Ace, saat menjadi narasumber Seminar Working Group, di ITDC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (23/9).
Dalam acara bertema “Building World-Class Green and Sustainable Tourism Village for Bali’s Recovery and Transformation through Social Innovation” itu, Wagub Cok Ace mengatakan, salah satu wisata alam yang menjadi pilihan adalah desa wisata.
“Ini menjadi pilihan yang tepat untuk mengakomodir tren minat wisatawan tersebut,” katanya.
Cok Ace mengatakan, di Indonesia diperkirakan ada 1.000 desa yang berpotensi untuk dikembangkan pariwisatanya. Dan di Bali terdapat 238 desa wisata yang telah ditetapkan Bupati ataupun wali kota dengan berbagai kategori pengembangan yakni Rintisan, Berkembang, Maju dan Mandiri.
Sehingga, keberadaan desa wisata merupakan salah satu upaya mewujudkan destinasi hijau yang berkelanjutan yang penerapannya di pedesaan. Dengan harapan, dapat tumbuh adalah keberlanjutan lingkungan, keberlanjutan budaya, keberlanjutan sosial ekonomi dan keberlanjutan dalam pengelolaanya.
“Bukan tidak mungkin ke depan keberadaan desa-desa wisata di Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan kelas dunia. Seperti yang kita bisa kita lihat sekarang pada desa wisata Penglipuran, Tenganan, Pemuteran dan Mas,” tandasnya.
Menurut Cok Ace, desa wisata sangat berkembang di Bali, karena didukung keunikan budaya, partisipasi masyarakat serta pesona alamnya yang indah serta dengan mengimplementasikan kearifan lokal “Tri Hita Karana”.
“Hal ini juga bersinergi dengan Visi Pemerintah Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yakni melestarikan alam, budaya, dan mensejahterakan masyarakat Bali,” katanya.(WIR)