Jumat, Desember 27, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

UNDP Bantu Capai Folu Net Sink dengan Libatkan Kaum Muda Bali

DENPASAR – United Nations Development Programme (UNDP) membantu Indonesia mencapai target Forest and Other Land Uses (Folu) Net Sink 2030 salah satunya dengan melibatkan masyarakat lokal terutama kaum muda di Bali.

Resident Representative UNDP Norimasa Shimomura di Karangasem, Jumat, mengatakan edukasi kepada kaum muda penting sebab mereka yang akhirnya memiliki kekuasaan untuk membentuk kebijakan, teknologi, dan nilai-nilai budaya yang memastikan sumber daya bertahan lama.

Di Museum Kehidupan Samsara, Kabupaten Karangasem, UNDP melihat untuk mencapai target penurunan emisi, Indonesia dapat memanfaatkan budaya dalam mengelola hutan.

“Dengan mengelola hutan secara berkelanjutan dan menyelaraskan konservasi dengan pelestarian budaya, kita membuka jalan bagi masa depan yang tangguh dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” kata Norimasa.

“Acara Youth Impact Weekend ini bertujuan untuk menyediakan wadah mengeksplorasi bagaimana pelestarian budaya dan pariwisata berkelanjutan dapat berkontribusi pada tujuan nasional, ini merupakan ajakan untuk bertindak, menginspirasi kaum muda, dan mendorong kolaborasi untuk konservasi hutan dan ketahanan iklim,” sambungnya.

Ia mengatakan UNDP sudah berinvestasi besar dalam bidang kehutanan di Indonesia, seperti dalam mencegah kerusakan hutan, degradasi hutan, melindungi hutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Kami bangga 2 tahun terakhir telah mencairkan lebih dari 93 juta dolar AS melalui BPDLH untuk mendukung kehutanan sosial, pencegahan kebakaran hutan, dan perlindungan lingkungan, kami sedang dalam perjalanan untuk membantu Indonesia melestarikan 15,5 juta hektar lahan dengan melindungi dari kerusakan dan penggundulan hutan,” ucapnya.

Lebih jauh menurutnya konservasi hutan tidak hanya untuk tujuan iklim mencapai target Folu Net Sink 2030, namun lebih jauh berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat lokal melalui kaum mudanya seperti di Karangasem.

“Pelestarian budaya meningkatkan konservasi hutan, dengan inisiatif seperti model pariwisata regeneratif Museum Kehidupan Samsara yang menggabungkan budaya, masyarakat, dan konservasi,” kata Norimasa.

Pendiri Museum Kehidupan Samsara Ida Bagus Agung Gunarthawa sepakat bahwa konservasi hutan berbasis budaya adalah alternatif yang dapat dicontoh di banyak daerah.

Ia di hadapan UNDP, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha menjelaskan bahwa museum kehidupan ini adalah inisiatif yang mencoba mengembangkan potensi sumber daya manusia dengan kebudayaan yang ada.

Di daerah Bali Timur yang penuh tantangan akses dan risiko alam, mereka mencoba membalikkan kelemahan daerah dalam hal pendapatan menjadi kekuatan dalam hal melestarikan hutan sebagai bentuk mendukung program pemerintah.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni berharap inisiatif lokal dan UNDP ini terus berlanjut, sebab edukasi kepada kaum muda di museum kehidupan ini akan menyadarkan mereka pentingnya menjaga hutan untuk penurunan emisi.

“Tujuannya mensejahterakan masyarakat melalui pariwisata regeneratif tapi pada saat bersamaan menjaga hutan, saya berharap ini tidak berhenti tapi akan direplikasi ke masyarakat adat lain di hutan adat lain,” ujarnya. (ant/sb)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER