BADUNG – Universitas Teknologi Indonesia (UTI) menggelar wisuda program sarjana tahun 2023, bertempat di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) Kawasan ITDC, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, pada Sabtu (1/7/2023).
Dalam prosesi wisuda yang diawali rapat terbuka senat UTI tersebut, sebanyak 105 sarjana yang terdiri dari 78 wisudawan Fakultas Hukum dan 27 wisudawan Fakultas Ekonomi Pembangunan berhasil dilepas.
Rektor UTI, Dr. Desak Made Rainingsih SH, MM, MH mengatakan dengan hadirnya para wisudawan ini menjadi penanda bahwa kampus yang beralamat di Jalan Bypass Ngurah Rai No.774 Benoa, tetaplah eksis untuk mencetak lulusan-lulusan terbaik.
“Sesuai dengan tema yang kita usung yakni ‘Bangkit Bersama UTI’. Jadi sampai kapanpun kampus ini akan terus maju dan berkembang. Hal itu sesuai arahan serta bimbingan dari LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) Wilayah 8 yang merupakan pembimbing kampus swasta untuk wilayah Bali dan NTB,” ungkap Dr. Desak.
Lebih lanjut ia meyakini para lulusan kampusnya mampu terserap cepat dalam dunia kerja, sebab memiliki dua program studi unggulan. Selain itu dirinya menyatakan UTI bukanlah sekedar universitas ‘kemarin sore’. Karena kampus yang berada dalam Yayasan Cempaka Surya ini telah terbukti menghasilkan kurang lebih 2500 orang alumni sejak berdiri tahun 1987 lalu.
Sementara Sekretaris Yayasan Cempaka Surya, Dr. Alfons Ande Diaz mengapresiasi kegiatan wisuda ini dan pihaknya pun bertekad untuk terus membesarkan UTI dalam panggung dunia pendidikan di Pulau Dewata dengan selalu menaati segala regulasi yang ditetapkan.
“Kami akan tetap memantau agar penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi, kaidah ilmiah, norma akademik dan pengembangan program studi kedepannya dapat berjalan pada koridor yang benar,” terang Dr. Alfons.
Di sisi lain, Wakil Rektor IV Bidang Humas dan Kerjasama UTI, Mikael Calvirad SH, MH menambahkan, dalam waktu dekat kampusnya berencana melakukan merger dengan kampus Akademi Perawat Mandiri, hal itu dilakukan guna menambah program studi yang dimiliki UTI.
“Selain itu kami juga memungkinkan untuk menambah prodi lainnya, yaitu dengan melihat apa yang menjadi kebutuhan studi calon mahasiswa di era globalisasi seperti saat ini,” pungkas akademisi asal Flores, Nusa Tenggara Timur ini. (dre)
