Minggu, November 24, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Wagub Bali Minta BKKBN Tekan Stunting

DENPASAR – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, meminta BKKBN di daerah setempat mengoptimalkan koordinasi secara integrasi dan konvergensi, dalam upaya menekan angka stunting di Pulau Dewata.

“Saya minta, mampu konsisten menurunkan prevalensi stunting dari 14,4% pada tahun 2019, menjadi 10,9% pada tahun  2021. Terlebih target stunting pada tahun 2024 Provinsi Bali sebesar 6,15%,” kata pria yang akrab disapa Cok Ace ini, dalam acara Kegiatan Rapat Koordinasi Tekhnis Kemitraan Program Bangga Kencana Tingkat Provinsi Bali, di Kantor BKKBN Provinsi Bali, Denpasar, Selasa (29/3/2022).

Sebagai Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting di Provinsi Bali, lanjut Cok Ace bahwa, strategi pelaksanaan program Bangga Kencana Tahun 2022 harus disusun dan dikembangkan dalam bentuk operasional nyata serta memiliki output yang terukur.

Seperti rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting (RAN PASTI), dengan menajamkan intervensi dari hulu melalui prioritas mencegah lahirnya anak stunting, operasional tim pendamping keluarga (TPK) serta target kinerja lainnya.

“Hadirin sekalian perlu saya ingatkan, Pemerintah Provinsi Bali dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali memiliki lima program prioritas,” katanya.

Dimana program prioritas itu yakni pangan, sandang dan papan, kedua adalah kesehatan, ketiga adalah pendidikan, keempat adalah adat, agama, tradisi, seni dan budaya, dan kelima adalah pariwisata.

Kelima program prioritas ini diintegrasikan di seluruh Bali termasuk program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) yang dilaksanakan oleh jajaran Perwakilan BKKBN Bali bersama Instansi Lintas Sektor terkait dan terbentuknya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa.

“Untuk itu, mari bersama-sama kita wujudkan bersama, sehingga angka stunting bisa ditekan secara maksimal”, ujarnya.

Acara Rakornis tersebut juga dihadiri oleh Ketua FKUB Provinsi Bali, Ketua Majelis Desa Adat Provinsi Bali, dan Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Bali.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai  dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar.

Bukan semata mata karena ukuran fisik pendek tapi lebih kepada konsep bahwa proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya, termasuk otak.

“Dalam mencapai tujuan yang dimaksud, BKKBN memerlukan dukungan, koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kebijakan serta stakeholder dan mitra kerja lainnya,” ujarnya.(WIR)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER