BADUNG – Konsul dari Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok Zhu Xinglong mengenalkan kebudayaan Hainan, China, melalui pertunjukan seni yang diselenggarakan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu,
“Meminjam kesempatan Pesta Kesenian Bali yang diselenggarakan oleh Provinsi Bali, dengan senang hati kami membawa rombongan seni dari Universitas Normal Hainan untuk ikut serta berpartisipasi menampilkan pertunjukan di Gedung Theater, Nusa Dua, Bali,” kata Xinglong.
Dia menyampaikan bahwa perkenalan melalui pertunjukan seni ini untuk mewujudkan kerja sama budaya dan pendidikan Tiongkok-Indonesia.
Dalam pertunjukan itu, Universitas Normal Hainan menampilkan enam tarian, tiga nyanyian dan tiga permainan alat musik khas.
Penampilan tersebut dipilih dengan tujuan mengenalkan pentas budaya yang kaya dan beragam, serta menunjukkan gambaran indah yang penuh dengan hidup.
“Rombongan seni ini sering tampil di pertunjukan yang ada di dalam maupun di luar negeri, menampilkan ciri khas dan gaya lokal etnis yang unik, serta telah memenangkan banyak penghargaan di dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Zhu Xinglong turut mengajak hadirin datang langsung ke Hainan, Tiongkok untuk merasakan sejarah dan budayanya.
Indonesia dan Tiongkok sendiri disebut memiliki hubungan baik, salah satunya dengan Bali yang memiliki sejarah panjang akulturasi budaya keduanya.
Kisah yang banyak dikenal masyarakat adalah cerita cinta gadis Tiongkok Kang Cingwie dengan Raja Bali Sri Jaya Pangus, serta kisah Tionghoa Sampek Engtay.
“Tiongkok dan Indonesia adalah negara berkembang dengan pengalaman sejarah dan latar belakang budaya yang mirip yang terdapat prospek kerja sama dan pertukaran yang luas di berbagai bidang. Sejak tahun 2014, konsulat kami sangat memprioritaskan pertukaran hubungan persahabatan antara tiga provinsi di daerah konsuler kami dengan semua provinsi serta kota yang ada di Tiongkok,” ujarnya.
Adapun pertukaran selain budaya, kata dia, seperti beasiswa yang diberikan Konjen Tiongkok kepada kepada ratusan guru dengan prestasi mengajar bahasa Mandarin sehingga siswa-siswi unggul dalam bahasa Mandarin.
Selanjutnya Program Pertukaran Budaya Kang Cingwie, di mana Tiongkok menyumbangkan bahan dan peralatan pengajaran bahasa Mandarin ke 12 sekolah tiga bahasa yang ada di daerah konsuler dan juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Bali untuk mengadakan festival seni kepada siswa-siswi berkebutuhan khusus.
“Serta yang ketiga konsulat kami mendukung Tourism Confusius Institute Universitas Udayana, serta bekerja sama dengan Confusius Institute untuk mengadakan berbagai kelas pelatihan bahasa Mandarin dengan tujuan untuk memperluas pengajaran bahasa Mandarin,” tutupnya. (ant/bs)