BADUNG – Sebanyak 10.000 pohon mangrove ditanam di Kawasan Tahura Tanjung Benoa, Rabu (17/1/2024), oleh Pemkab Badung bersama PT Sarana Multi Infrastruktur bekerjasama dengan Lembaga Managemen Infaq (LMI).
Direktur Program LMI, Agung Wicaksono didampingi Kepala UPTD Tahura Ngurah Rai Ketut Subandi, dan Sekda Badung Adi Arnawa menjelaskan, pelaksanaan kegiatan ini merupakan bentuk respon LMI terhadap isu internasional, yakni berkenaan dengan perubahan iklim.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Pemkab Badung atas atensinya, dan kolaborasi dari semua pihak, sehingga kegiatan penanaman 10.000 mangrove ini bisa terlaksana,” katanya yang turut didampingi Camat Kuta Selatan Ketut Gede Arta, Lurah Tanjung Benoa Wayan Sudiana.
Aksi penghijauan tersebut, kata dia, merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Dan, penanaman Mangrove merupakan langkah penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan perubahan iklim, selain itu Mangrove juga berfungsi untuk melindungi pantai dari abrasi, badai, serta menjadi habitat spesies laut.
Ditambahkan, Sekertaris Daerah Kabupaten Badung, Adi Arnawa mendukung kegiatan pelestarian lingkungan melalui penanaman mangrove ini, agar terus digencarkan di tengah perubahan iklim yang terjadi. Seperti kita ketahui, curah hujan sudah mulai berkurang, yang dibuktikan dengan banyaknya embung-embung yang mengering.
“Jadi kegiatan ini tidak cukup dilakukan sampai di sini saja. Tapi berkelanjutan sampai memberikan dampak positif pada masyarakat,” kata Sekda Adi Arnawa.
Disampaikannya pula, sebagai daerah pariwisata, persediaan air terbilang sangat terbatas. Hal tersebut disadari sebagai sebuah tantangan ke depan, dan akan berbahaya jika tidak segera disikapi.
“Kita tidak boleh mengeksploitasi lingkungan tanpa memikirkan daya tampung dan daya dukung kita. Maka perlu dipikirkan ke depan. Harus berani mengambil langkah-langkah strategis dalam pemanfaatan ruang di Badung, sehingga mampu mengelola Badung sebagai daerah tujuan wisata yang berkelanjutan,” ucapnya. (WIR)