Senin, April 21, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tradisi Unik Nyepi Segara di Nusa Penida, Wujud Bakti Kehadapan Tuhan

KLUNGKUNG – Suasana tak seperti biasa terlihat hari ini di seluruh pelabuhan yang ada di Nusa Penida. Pelabuhan yang biasanya dipenuhi pengunjung, kini terlihat sepi dan tanpa aktivitas.

Hal tersebut dijelaskan oleh Wadanramil Nusa Penida Kapten Inf I Gede Putra Yadnya saat dirinya melaksanakan pemantauan di seluruh akses keluar masuk Nusa Penida, Selasa (11/10/22).

Lebih lanjut dalam penyampiannya Kapten Gede mengatakan, bahwa hari ini digelar tradisi  Nyepi Segara yang merupakan tradisi yang setiap setahun sekali. Sehingga di perairan Nusa Penida seluruh aktifitas warga di laut ini dihentikan, termasuk area penyeberangan.

“Pelaksanaan Nyepi Segara (laut)  ini adalah bentuk penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan)  dalam manisfestasinya sebagai Dewa Baruna yang merupakan penguasa lautan serta  untuk menjaga hubungan antara manusia dengan alam,” terangnya.

“Oleh karena itu pihaknya melaksanakan pemantauan untuk memastikan pelaksanaan tradisi nyepi segara ini berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Sejalan dengan itu  Dandim Klungkung, Letkol Inf Suhendar Suryaningrat SH MSi pun memberi keterangan dan  membenarkan tentang pelaksanaan tradisi nyepi segara ini.

Menurutnya, pelaksanaan tradisi ini dimulai dari pukul 06.00 Wita dan berakhir pada esok hari sesuai dengan ketentuan waktu pelaksanaan tradisi unik ini.

“Semua aktivitas laut dihentikan, baik para nelayan maupun aktiftas penyeberangan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan mulai pukul 06.00 pagi sampai esok harina,” jelasnya.

Ia menambahkan, tradisi Nyepi Segara ini merupakan wujud syukur dan penghormatan kepada sang pencipta dan laut pada khususnya.

“Tradisi ini juga merupakan cara  warga setempat menetralkan kembali perairan laut dan juga sebagai bentuk rasa bakti dan syukur atas anugrah Sang Hyang Widi (Tuhan) atas segala karunianya,” imbuhnya.

“Inilah salah satu tradisi di wilayah ini yang terus lestari sampai saat ini. Tradisi ini sebagai wujud persahabatan dan keharmonisan manusia dengan alam, disamping dengan sesama dan sang penciptanya,” pungkas Dandim. (IGS)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER