DENPASAR – Indonesia Justice Conference (IJC) 2023 yang sangat dinantikan dengan tema “Memulihkan Keadilan, Mengubah Bangsa” akan dimulai pada Jumat, 30 Juni 2023 besok, di Menorah Hall Lembah Pujian Denpasar Bali.
Konferensi yang digelar Perhimpunan Profesi Hukum Kristiani Indonesia (PPHKI) selama dua hari ini bertujuan menyatukan para profesional hukum, akademisi, dan pemimpin agama untuk mengeksplorasi persimpangan antara hukum, keadilan, dan transformasi nasional.
“Sebanyak 300 peserta akan hadir dalam acara ini. Secara teknis semua sudah siap, termasuk apresiasi dari Polda Bali dan Polresta Denpasar. Mereka sudah siap menurunkan personel mengamankan kegiatan ini,” kata Lukas Banu, Ketua Panitia.
Menurut Lukas, kegiatan akan dimulai pukul 08,00 diawali dengan sesi Pujian dan Penyembahan yang dipimpin GBI Rock Worship Team.
Pembukaan akan dilakukan Gubernur Bali I Wayan Koster dan berlanjut ke diskusi panel yang difokuskan pada berbagai aspek keadilan.
Para pembicara akan menjelajahi topik-topik seperti integritas dan profesionalisme dalam profesi hukum, penegakan hukum yang adil, dan promosi perdamaian melalui pembahasan dan persetujuan Rancangan Undang-Undang Mediasi dan Keadilan Restoratif.
Sejumlah pembicara yang hadir di antaranya Fredrick J. Pinakunary, SH, SE; Gede Astawa; Sahat Poltak; dan Hasudungan Manurung, SH , MH. Setelah diskusi panel, peserta konferensi akan memiliki kesempatan untuk mengikuti sesi breakout di berbagai ruangan.
Sesi-sesi ini akan membahas topik seperti integritas dalam pengembangan karier bagi pengacara muda, perdamaian melalui pendekatan mediasi dan keadilan restoratif, serta advokasi untuk kebebasan beragama.
Para ahli di bidang masing-masing, termasuk Yonathan Andre Baskoro, SH, LLM, MAP; Vonnie Sutedjo, SH, LLM; dan Martin Lukas Simanjuntak, SH, bersama dengan Kongkin Atmodjo, STh, akan memimpin sesi-sesi ini.
Pada sore hari, peserta akan mendengarkan presentasi dan kesaksian yang berharga dalam sesi Sharing Visi dan Testimoni di ruang utama. Berbagai topik akan dibahas, termasuk perlindungan perempuan dan anak-anak dari kekerasan (domestik) dan perdagangan manusia, tantangan dalam bidang hukum agraria, keberagaman dan identitas kebangsaan, serta penanganan kasus korupsi.
Pembicara terkemuka seperti Yohana Pandhi, SH; Dr. Stefanie Hartanto, SH, MKn; Dr. Linda Bustan; Rosalina, SH; dan Martin Lukas akan berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka selama sesi ini.
Konferensi hari pertama akan ditutup dengan sesi Networking, di mana peserta dapat berinteraksi dan menjalin hubungan dengan sesama peserta.
Selain itu, juga akan ada presentasi lembaga dan kampus yang berbagi visi, strategi, sumber daya, dan tantangan di daerah masing-masing.
Konferensi akan berlanjut pada Sabtu, 1 Juli 2023. Sesi-sesi utama akan meliputi topik memenuhi panggilan Tuhan dalam bidang hukum dan pemerintahan, transformasi bangsa, dan advokasi global.
Diskusi panel kedua akan membahas tantangan geopolitik dan pluralisme dalam perspektif Pancasila, reformasi hukum untuk transformasi bangsa, dan persiapan profesi hukum dan generasi menghadapi disrupsi teknologi.
Sesi breakout di ruangan juga akan diadakan dengan topik-topik seperti menginjil tanpa melawan hukum, partisipasi bermakna dan tinjauan yudisial dalam pembuatan peraturan perundang-undangan, serta peran gereja dan profesi hukum dalam menghadapi isu-isu gender, radikalisme, dan arus teknologi. (SB)