DENPASAR – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, meminta TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali, mengantisipasi kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah dan bawang putih, pada Juni 2023.
“Risiko yang perlu kita waspadai antara lain tren kenaikan harga pakan ternak yang berpotensi menyebabkan berlanjutnya kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Rabu (7/6/2023).
Selain itu, berakhirnya musim panen bawang merah disentra produksi yang ada di Bali dan NTB, serta keterbatasan pasokan bawang putih impor. Kata dia, berpotensi menyebabkan berlanjutnya kenaikan harga pada Juni 2023.
Di sisi lain, masih berlanjutnya musim panen cabai rawit dan cabai merah, serta penurunan harga BBM non-subsidi diprakirakan menjadi faktor penahan laju inflasi Juni 2023.
Untuk itu, ada beberapa upaya yang telah dilakukan Bank Indonesia, melalui pembentukan Paiketan Perumda Pangan se-Bali untuk memperkuat peran Perumda Pangan dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan di Bali, memperkuat dan memperluas Kerja sama Antar Daerah (KAD) dalam Provinsi Bali dan dengan wilayah di luar Provinsi Bali, serta melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga.
“Jadi, kita mendorong TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali secara konsisten melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4K,” ucapnya.
Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, lanjut Trisno, inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali (Denpasar dan Singaraja) pada Mei 2023 sebesar 0,34% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,04%, mtm).
Namun, masih lebih rendah dibandingkan inflasi Mei tahun sebelumnya (0,71%, mtm). Secara tahunan, inflasi gabungan dua kota melandai dari 4,45% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 4,07% (yoy) pada Mei 2023.
Berdasarkan komoditasnya, terjadinya inflasi pada Mei 2023, disebabkan kenaikan harga daging ayam ras, canang sari, air kemasan, daging babi, dan bawang merah. Kenaikan harga daging ayam ras terutama disebabkan oleh peningkatan harga pakan, sedangkan kenaikan harga canang sari akibat peningkatan permintaan untuk rangkaian perayaan HBKN Saraswati dan Pagerwesi.
Adapun kenaikan harga air kemasan disebabkan oleh keterbatasan pasokan akibat pembatasan operasional truk sumbu tiga pada periode mudik lebaran akhir April 2023. Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi dapat tertahan dengan menurunnya harga angkutan udara, cabai rawit, baju anak, angkutan antar kota, dan cabai merah.
“Harga cabai rawit dan cabai merah turun didorong peningkatan produksi sejalan dengan periode musim panen. Sementara itu, penurunan tarif angkutan udara sejalan dengan tren penurunan harga avtur dan normalisasi permintaan pasca liburan HBKN Idulfitri beberapa waktu lalu,” jelas Trisno. (WIR)