BULELENG – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng akan mengatur tarif dasar jasa menonton lumba-lumba di Pantai Lovina, Singaraja. Saat ini, ada operator yang menawarkan Rp 50 ribu untuk menyaksikan lumba-lumba berenang.
Kepala Dispar Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva menyebut hal ini dilakukan untuk menghindari perang harga di antara pelaku pariwisata dolphin atau operator jukung (perahu) di Pantai Lovina.
Kekhawatirannya, jika hal itu dibiarkan akan berdampak pada kualitas layanan yang diberikan kepada wisatawan, terutama segi keamanannya. Karena itu, perlu ada standardisasi harga berdasarkan kesepakatan bersama.
Adapun, tarif minimal wisata menonton lumba-lumba yang diusulkan sementara, yakni Rp 75 ribu saat low season, dan Rp 100 ribu ketika high season.
“Kami standarkan ini tarif terendah pada pengantarnya atau para pemandunya. Kalau travel agent atau hotel menjualnya di atas itu, karena mereka kan memang perantara untuk mendapatkan tamu,” ujarnya, Rabu (15/2/2023).
Menurut Oktiva, standardisasi harga hanya akan diterapkan di tingkat pemandu wisata atau operator jukung. “Sebab, jika ini terus dibiarkan akan terjadi perang harga dan berdampak pada kualitas layanan yang menurun,” tutur dia.
Selain soal harga, regulasi tersebut juga rencananya akan mengatur hal-hal lainnya. Seperti kelaikan jukung untuk berlayar, hingga cek kesehatan bagi pelaku wisata secara rutin.
Hal ini menyusul insiden tewasnya pemandu wisata beberapa waktu lalu karena menderita penyakit jantung. Namun, sebelum ditetapkan, Dispar akan mendiskusikan hal itu terlebih dahulu dengan beberapa instansi dan stakeholder terkait pada 21 Februari 2023.
“Kami perlu melakukan pembenahan dalam rangka mewujudkan destinasi unggulan. Kami sepakat dengan para pemandu wisata lumba-lumba untuk membuat draf tata kelola dolphin watching,” pungkasnya. (BIR/irb/dtc)
