BULELENG – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan berencana membuat aturan terkait pembatasan penggunaan plastik sekali pakai. Ia pun mendorong penggunaan bahan ramah lingkungan, salah satunya dengan memproduksi plastik berbahan rumput laut.
Menurutnya, pemerintah akan menyediakan insentif untuk perusahaan yang menggunakan bahan ramah lingkungan seperti rumput laut dalam produksi plastik. Luhut menyebut rencana itu akan segera diskusikan dengan timnya di Jakarta.
“Minggu depan akan rapat di Jakarta. Presiden memerintahkan untuk mendalami ini, seperti mangrove,” kata Luhut saat mengunjungi budidaya rumput laut di Desa Patas, Buleleng, Bali, Jumat (28/4/2023).
Luhut mengatakan budidaya rumput laut berpotensi menciptakan jutaan lapangan pekerjaan. Termasuk memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Menurutnya, budidaya rumput laut bisa mengurangi emisi karbon. Keberadaan rumput laut juga menambah populasi ikan dan memperbaiki karang yang rusak di laut.
Ia berharap budidaya rumput laut Bali dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), lebih berkembang dan merambah dunia industri. “(Tadi di sini) kami sudah bicara sama ahlinya dan para pakarnya. Kami mau coba mungkin satu kilometer square, mungkin di Lombok dan di sini juga,” jelasnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyebut Buleleng memiliki garis pantai terpanjang di Bali. Dengan kondisi geografis tersebut, menurutnya Buleleng bisa mengembangkan budidaya rumput laut dan menjadi percontohan bagi daerah lain di Indonesia.
“Oleh karena itu, kedatangan Pak Menteri bisa menjadi perhatian yang lebih bagi Buleleng. Khususnya budidaya rumput laut ini,” jelasnya.
Lihadnyana mengatakan ditunjuknya Desa Patas sebagai daerah percontohan penghasil rumput laut sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo. Menurutnya, penunjukan itu juga menjadi ajang promosi bagi produksi rumput laut Gerokgak.
“Ini sesuai dengan instruksi dari Presiden RI saat mengumpulkan kepala daerah bahwa daerah harus melakukan terobosan dan inovasi. Serta memiliki jargon-jargon tematik sebagai unggulan daerah,” pungkasnya. (iws/BIR/dtc)