BADUNG – Para pedagang yang direlokasi dari Pasar Seni Kuta harap-harap cemas menanti tempat barunya direnovasi. Jika tidak ada aral melintang, bangunan baru tiga lantai itu bisa diisi pada Maret 2023.
Wayan Sarna (65), salah satu satu pedagang, mengaku sudah puluhan tahun mengelola usahanya di Pasar Seni Kuta. Ia bersemangat menempati bangunan baru, tetapi juga khawatir harga sewa toko menjadi mahal
“Informasi (bisa menempati) Maret ini ya dari desa. Sistem belum tahu, belum ada keputusan. Masih dirembukkan. dibicarakan lagi. Masalah harga dari lantai 1-3 belum mendapat kesepakatan,” katanya ditemui di Kuta, Selasa (14/2/2023).
Yang pasti, lanjut Sarna, kondisi Pasar Seni Kuta baru lebih bagus. “Sekarang bagus, pasti lebih mahal karena berlantai tiga. Layaknya mal. Tapi, kami ini di pasar kelas ekonomi ke bawah,” ujarnya mengingatkan.
Apalagi, selama enam bulan direlokasi, Sarna mengaku kerap sepi pembeli. Tak jarang ia pulang tanpa bawa uang. “Harian kadang dapat, kadang nggak. Kondisinya kayak di Pasar Seni Kuta lama,” terang dia.
Pedagang lainnya, Nyoman Rai (60), juga berharap hal sama, yaitu harga sewa toko terjangkau. Patokannya, di Pasar Seni Kuta yang lama, yakni Rp 2,5 juta per tahun. “Dulu sebelum direnovasi itu Rp2,5 juta/tahun. Saya harap, kalau naik jangan banyak-banyak. Kalau berharap gratis kan nggak mungkin,” imbuhnya.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, lanjut Rai, penempatan toko dilakukan melalui sistem undi. “Di sini, kami diundi dulu. Kalau yang sekarang ini katanya begitu juga,” tutur dia.
Rai berharap cukup beruntung untuk mendapatkan undian penempatan toko di lantai bawah. Pasalnya, ia mengaku terlalu tua untuk naik-turun ke lantai 2 atau 3. Namun demikian, Jero Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista belum memberikan tanggapan hingga saat ini. (BIR/gsp/dtc)
