DENPASAR – Patung penyu berbahan dasar ecobrick seberat 1,2 ton, berhasil diciptakan siswa pecinta alam (Sispala) Wira Satya Mandala SMAN 1 Kuta dan Sispala Aksara Mandala Bhakti SMAN 12 Denpasar. Patung penyu tersebut, terpajang dihalaman sekolah saat kegiatan perayaan HUT ke-23 SMAN 1 Kuta, Senin (27/11/2023).
Keunikan patung penyu ecobrick ini bersumber dari sampah botol-botol plastik bekas yang di dalamnya diisi berbagai sampah organik hingga penuh.
“Kami membuatnya selama dua minggu, disela-sela kesibukan belajar. Tujuannya menjadi karya ikonik nyata dari siswa pecinta alam untuk menyampaikan kepada masyrakat terkait keprihatinan terhadap sampah plastik,” kata Ketua Umum Sispala Wira Satya Mandala SMAN 1 Kuta, I Komang Tekek Tri Pradnyana.
Dia menjelaskan, karya seni patung yang dihasilkannya merupakan bentuk keprihatinan atas maraknya sampah plastik yang kerap mencemari lingkungan.
Pihaknya mengaku berbagai tantangan dihadapi, namun berkat kekompakkan 35 orang siswa sispala yang berpartisipasi dalam penyusunan, akhirnya patung penyu berhasil dibuat.
Menurut Mangtri, menyusun ornamen rangka menjadi langkah terberat, butuh total waktu selama 2 minggu untuk merekatkan satu persatu botol plastik yang nantinya diisi berbagai sampah organik hingga penuh. Kemudian dipadatkan hingga menjadi keras. Setelah keseluruhan botol penuh dan keras, lalu dirangkai dengan lem dan disusun menjadi sebuah karya.
“Karya ini berasal dari 95 persen bahan botol sampah daur ulang sedangkan 5 persennya dari bahan alami,” jelas siswa Kelas XII IPS V SMAN 1 Kuta tersebut.
“Setiap pulang sekolah teman-teman bekerjasama mengumpulkan sampah di sekitaran sekolah, lalu kita mengolah bersama dan menghasilkan karya ini,” sambungnya.
Sementara itu, Pembina Sispala Wira Satya Mandala, Ida Bagus Narayana mengatakan, mendukung penuh langkah inspiratif adik-adik binaannya. Bahkan ia berencana hasil karya patung penyu ecobrick ini nantinya dikerjasamakan untuk dipajang pada obyek wisata Pulau Penyu di Desa Serangan, Denpasar.
“Supaya lebih banyak masyarakat mengetahui, bahwa bentuk dukungan pengurangan limbah sampah plastik bisa berupa karya ecobrick seperti ini,” tutur Narayana.
Narayana juga mengatakan hasil karya ecobrick tidaklah hanya berupa patung saja, melainkan dapat dihasilkan berbagai macam furniture seperti meja, kursi dan banyak lainnya.”Karena apapun bisa dihasilkan dari bahan daur ulang ini, bahkan tak menutup kemungkinan kedepannya bisa menjadi bekalĀ kewirausahaan yang menghasilkan nilai ekonomi bagi teman-teman sispala,” ujar alumnus Fakultas Hukum Universitas Warmadewa Denpasar tersebut.
Dukungan serupa turut hadir dari pihak sekolah, Kepala Sekolah SMAN 1 Kuta, I Ketut Sumandhi Arta menyatakan, akan terus mendukung kegiatan positif dari siswa-siswa didiknya tersebut. Sokongan itu dia berikan melalui berbagai macam fasilitas yang disiapkan pihak sekolah. Selain juga dukungan anggaran yang disediakan.
“Karena kami ketahui berbagai macam kegiatan terus digaungkan anak-anak sispala ini. Kesemuanya itu menghasilkan kesan positif baik di internal maupan eksternal sekolah. Seperti halnya, mereka sempat melaksanakan aksi bersih-bersih lingkungan dan seminar pembuatan eco enzime ramah lingkungan,” kata Sumandhi. (dre)