BULELENG – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Buleleng menyebut peluang kerja tenaga kesehatan (nakes) di luar negeri tinggi. Karenanya, Ketua IDI Buleleng Wayan Parna Arianta mendorong nakes bekerja di luar negeri.
Parna mengatakan peluang kerja nakes bekerja di luar negeri saat ini terbuka lebar. Utamanya, kata Parna, di negara-negara Timur Tengah, seperti Kuwait. Setiap tahunnya selalu ada lowongan kerja nakes di luar negeri, bahkan jumlahnya mencapai ribuan.
Hal ini bisa menjadi solusi bagi nakes yang sulit mencari kerja di dalam negeri. “Nakes kesusahan mencari kerja. Bagi teman-teman mungkin yang di luar nakes gampang mencari kerja, tapi nakes itu overload (berlebihan). Tahun ini, (kelebihannya) hampir 1 juta,” tuturnya, dalam seminar peluang kerja bagi nakes di luar negeri, Rabu (17/5/2023).
Karenanya, peluang nakes bekerja di luar negeri perlu dimanfaatkan secara optimal. Peluang itu telah direspons oleh negara-negara ASEAN, seperti Filipina, Myanmar, dan Vietnam.
Adapun, jabatan nakes yang paling banyak dicari adalah perawat dan bidan. Selain itu, juga ada jabatan analis laboratorium hingga penata anestesi.
Parna berharap nakes di Buleleng bisa memanfaatkan peluang itu lewat agen resmi yang siap memberangkatkan nakes untuk bekerja ke luar negeri. Sementara itu, bagi yang tidak punya modal berangkat juga akan dibantu melalui kredit usaha rakyat (KUR) dari salah satu bank BUMN.
“Satu kali bukaan bisa sampai 150 orang yang dicari. Sekarang ini, ada peluang asisten perawat 200 sampai 300 orang. Jadi, kami menginginkan khususnya di Buleleng, agar ada alternatif lain apabila tidak tertampung di sini. Mereka akan menjadi pahlawan devisa,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Anak Agung Gede Indra mengatakan permintaan tenaga kesehatan ke luar negeri setiap tahun semakin tinggi.
Misalnya saja yang diprogramkan oleh pemerintah, yakni ke negara Jerman, Jepang, dan Korea, permintaan nakes itu bisa sampai 1.000 orang setiap tahunnya. Bahkan, bisa lebih banyak.
“Itu program dari pemerintah. Dari program swasta itu sudah mulai banyak juga permintaannya. Rata rata ribuan permintaan terkait nakes. Di bali masih minim yang bekerja di luar negeri, paling banyak itu dari luar bali,” tandasnya. (BIR/iws/dtc)