GIANYAR – I Gede Hendra Sujana, adalah sosok pemuda berusia 19 tahun asal Buleleng, Bali, memiliki mimpi besar untuk ikut membangun negeri. Cita-citanya tersebut ditorehkan dengan membuat patung sosok Bapak Proklamator Indonesia, Ir Soekarno.
Hasil buah pikirannya tersebut digarap bersama sejumlah seniman patung di showroom milik keluarganya, yakni Sari Timbul, di Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar.
Pada patung Ir Soekarno tersebut di atasnya dinaungi burung Garuda dengan kepakan sayap yang membentang. Pembuatan patung ini menggunakan kayu jati super yang dipesan khusus dari Sulawesi.
“Ini penggarapan baru 20-25 persennya, sisanya masih membutuhkan waktu yang panjang, bisa hingga tiga tahun ke depan agar mendapatkan hasil yang benar-benar sesuai dengan mimpi dan rancangan saya. Tinggi 17 meter dan lebar bentangan sayap Garudanya 11,5 meter,” kata pemuda yang mulai menggeluti usaha patung bersama sang ayah, Minggu (11/6/2023) pagi.
Saat ini, penggarapan baru sebagian kecil, tapi sudah menunjukkan hasil yang cukup dan bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung yang datang ke tempat ini. Di mana, patung Bung Karno sudah tampak dengan wajah berwibawa dan tangan kanan menunjuk ke depan.
Sedangkan, patung Garuda juga sudah terbentuk, utamanya pada bagian dada dan kepala sudah rapi. “Semua sedang berproses, saya dan teman-teman pematung yang ikut mengerjakan sedang bekerja juga, menyatukan satu persatu kayu jati kemudian dibentuk sesuai gambar agar sama persis bentuk dan menciptakan aura wibawa,” terangnya.
Pilihan kayu jati untuk penggarapan patung Bung Karno dan lambang Garuda ini dengan tujuan agar lebih tahan terhadap cuaca karena akan dipajang di tempat terbuka. Persisnya diletakkan di belakang menghadap ke depan di showroomnya ini.
Pemuda yang masih berstatus mahasiswa di salah satu kampus swasta di Bali ini mengaku, proyek sukarela ini diharapkan mampu memberikan motivasi untuk para generasi muda. Agar selalu ingat perjuangan para pahlawan dan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa dan negara.
“Selain itu, saya mengajak seniman dan pematung untuk ikut membangun patung ini agar segera terwujud, utamanya teman-teman segenerasi saya danseumuran saya agar seni patung di Bali tidak luntur,” ujarnya.
Salah satu pematung Nyoman Amerjaya yang ikut menggarap patung Bung Karno ini, mengatakan dalam penggarapannya dilakukan bertahap. Sebab harus menyambung satu per satu kayu dengan kayu lainnya.
“Kami ukur dulu, sambungkan, kemudian bentuk, sesuai dengan kebutuhannya. Contonya wajah harus dipilih potongan kayu terbaik dan simetris, baru diasah dan disesuaikan wajahnya agar benar-benar mirip Bung Karno,” katanya.
Ia juga mengaku ikut semangat membangun patung tersebut bersama tim lainnya. Karena melihat semangat anak muda yang sangat besar di tengah gempuran modernisasi saat ini.
“Makin banyak ada pemuda yang peduli akan bangsa dan negara tentu akan semakin nyaman dan makmur kita sebagai rakyat kecil,” tandasnya.
Pembuatan patung Bung Karno berbahan kayu jati sudah dilaksanakan sejak September 2022. Hingga saat ini sudah ditahap 20-25 persennya.
Ternyata, ide yang ditelorkan oleh Gede Hendra, bukan tanpa alasan. Ia merancang patung tersebut, karena sempat lama menyesali diri akibat tidak lolos seleksi masuk akademi kepolisian (Akpol) tahun lalu.
“Saya tamat SMA masuk kepolisian rencana cari Akpol tapi tidak lolos, di situ saya sempat patah semangat padahal cita-cita saya ingin mengabdikan diri kepada Negara dengan jalan menjadi polisi,” kata Gede Hendra.
Gagal tes ini juga membuat ayahnya ikut bingung akan masa depannya karena dari awal berkeinginan sebagai seorang abdi negara. Namun karena ayahnya seorang seniman juga ia terus mendapat motivasi untuk berkarya dengan cara lain dan muncul ide membuat patung Bung Karno tersebut.
Ayahnya, I Gede Rediawan, mengatakan setelah anaknya menyatakan mempunyai ide membuat patung Bung Karno dari kayu jati langsung disanggupi. Ia mulai menyiapkan bahannya sementara anaknya membuat konsepnya.
“Saya kemudian cari informasi di mana ada kayu jati terbaik karena akan membuat patung terbaik juga, dan setelah didapat konsep dan penggarapan pun dimulai,” ujar Rediawan.
Hal ini dilakukan semata-mata mendukung anaknya agar tetap bangga pada bangsa dan negara, dengan menorehkan karya melalui patung. Dimana, patung ini akan dipajang khusus di tempatnya tanpa dijual apalagi disumbangkan.
“Kayu jati mahal, tidak tahu berapa nanti habisnya hingga finis, apalagi ukuran sangat besar seperti ini, tinggi 17 meter dan lebar bentangan sayap garudanya 11,5 meter,” katanya.
Belum lagi di bawahnya akan ada pulau-pulau Indonesia yang juga rencananya akan diisi patung dengan pakaian adat seluruh negeri. “Nanti ada patung, di setiap pulaunya dengan pakaian adatnya masing-masing, mudah-mudahan berhasil dan jadinya bagus sehingga orang yang lihat juga ikut bangga akan karya ini,” sebutnya.
Saat ini dishowroom ini selain proses penggarapan patung Bung Karno, yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang singgah juga mengerjakan patung-patung abstrak dari akar kayu yang dikemas sedemikian rupa menjadi objek tertentu. (nor/nor/dtc)