DENPASAR – Ketua Umum Ikada Bali, Franky Doy dalam sebuah kesempatan wawancara dengan siaranbali.com, mengutarakan harapannya untuk menggelar sebuah perayaan akbar, sebagai perwujudan rasa syukur ulang tahun Ikada Bali ke- 35.
Ikatan Keluarga Ngada Bali disingkat Ikada Bali merupakan sebuah paguyuban sosial suka duka, milik warga Bali turunan Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Paguyuban yang bernaung di bawah payung IKB Flobamora Bali ini, resmi terbentuk tanggal 15 September 1987 di Denpasar.
Dikatakan Franky Doy, sesungguhnya embrio Ikada Bali adalah Nusa Nipa, yang mana saat itu diaspora yang tergabung didalamnya tidak terbatas hanya pada orang asli Ngada saja, tetapi juga berasal dari beberapa wilayah dari Pulau Flores seperti Ende, Maumere hingga Larantuka kawin orang Ngada.
Wadah Nusa Nipa eksis tahun 1975/1976 diprakarsai sejumlah sesepuh orang tua kala itu seperti mendiang Opa Simon Rebangula, Opa Deru, Opa Riberu, Opa Yulius Tiwu, Opa Thomas Muja, dan yang saat ini masih ada yakni Opa Paulus Talo hingga Opa juga sejumlah nama lainnya.
Menurut Franky, seiring semakin banyaknya jumlah diaspora asal Ngada dan juga telah terbentuknya beberapa paguyuban terpisah seperti Ende, Manggarai, Maumere, maka diaspora asal Ngada kemudian merasa perlu untuk berhimpun dalam sebuah paguyuban tersendiri.
“Salah satu inisiator terbentuknya nama Ikada Bali adalah Bp Agustinus Lobo (saat ini menjabat sebagai anggota DPRD NTT), yang kemudian bersama dengan orang-orang Ngada lainnya sepakat memilih mendiang Bp Anton Ngao sebagai Ketua Ikada Bali pertama,” bebernya.
Sejak berdiri tanggal 15 September 1987, kepemimpinan di Ikada Bali terus berganti dengan mengusung slogan pemersatu Su’u Papa Suru, Sa’a Papa Laka yang artinya Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Tolong menolong, saling merangkul dan memperhatikan.
Ikada Bali hadir bertumbuh berdasarkan konsensus bersama para pendahulu, sehingga wajib bagi kami generasi pelanjut untuk menjaga konsensus ini, dengan terus mendewasakan diri seturut perkembangan arus zaman.
Sejak berdiri tahun 1987, regenerasi kepemimpinan di Ikada Bali dalam spirit collective collegial terus berlanjut. Adapun Ketua Ikada Bali dari masa ke masa yaitu Bp. Anton Ngao (1987-1998), Bp. John Raja (1998-2000), Bp.Eris Botha Lawe, (2000-2002), Bp.Alex Rema, (2002-2004), Bp. Emil Bei, (2004-2006), Bp.Marianus Sae, (2006-2008), Bp. Agus Melan, (2008-2010), Bp. Agus Lobo, (2010-2014, dua periode), Bp.Fritz Reo, (2014- 2016), Bp. Leo Ago, (2016-2018), Bp.Andreas Dhone, (2018 -2020) dan Bp.Franky Doy, (2020-Sekarang).
Di era 35 tahun berdiri menjadi tantangan bagi Ikada Bali untuk lebih jauh berkembang dan mendatangkan manfaat bagi warga yang bernaung, serta memberikan kontribusi bagi tanah Dewata, juga tanah Ngada. “Sudah saatnya Ikada Bali mulai membangun komunikasi dengan Pemda Ngada agar dapat berkolaborasi dalam setiap instrument sosial seperti kependudukan, kedukaan, orang sakit, pendidikan, serta kontribusi positif lainnya bagi pembangunan Ngada,” tuturnya.
Menyongsong ulang tahun ke 35 Ikada Bali, maka dikatakan Franky Doy, telah digelar Ikada Cup, Bazar, kerja bakti sosial di taman Mumbul, hingga solidaritas untuk korban bencana banjir bandang di Jembrana.
Perayaan puncak HUT ke 35, yang seharusnya di gelar bulan September 2022 lalu kami geser waktunya, sebelum tutup tahun 2022. Giat akan diadakan pada hari Minggu, 11 Desember 2022 memilih lokasi di ballroom Kampus Stikom Bali, Denpasar.
“Ini baru pertama kalinya Ikada Bali menggelar perayaan ulang tahunnya secara terbuka dengan menghadirkan beragam stakeholders. Perayaan ulang tahun kali ini difokuskan pada apresiasi terhadap para pihak yang selama 35 tahun ini telah berjibaku menjaga roda organisasi termasuk didalamnya para sesepuh dan para tokoh. Kami berharap bahwa selain warga diaspora Ngada, Pemda dalam hal ini Bupati dan juga DPRD Kabupaten Ngada turut hadir pada perhelatan kali ini,” ungkapnya.
Dikatakan Franky, pada bulan Agustus 2022 lalu, pihaknya telah bertemu Bupati Ngada di Kota Bajawa, yang menjadi ibukota Kabupaten Ngada. Saat itu Pak Bupati menyatakan kesiapan untuk dapat hadir.
Selain itu Ikada Bali harapnya dapat terus merangkul, meng-edukasi warga diaspora Ngada untuk dapat bersama sama menjaga nama baik dan menyama braya itu yang utama dan sudah dilakukan.
Badan Pengurus Ikada Bali saat ini terdiri atas Ketua Umum Franky Doy, Waketum, Fancy Wety, Sekum, Stefanus Haryanto, Bendum, Titis Hanifah, Kordinator Umum Satgas, Flory Ture, Ketua Pelaksana Satgas, Kristo Gisi, Kerohanian, Melky Madur, Suka Duka, Yohanes Uwa, Seni Budaya, Ignatius Uwa, Olah Raga, Yakobus Rani dan turut terhimpun dalam satu garis koordinasi yakni Para Ketua dari 12 Sub Unit ditambah Inerie United, sebuah wadah yang menaungi mahasiswa.
Jumlah warga Ikada Bali berdasarkan update data yang dirilis bulan Agustus 2022, terdaftar 1.400 jiwa, sementara potensi warga Ngada di Bali yang belum terdaftar sekitar 2000 an jiwa. Giat Ikada Bali terpilah dalam giat rutin seperti turnamen Ikada Cup, Arisan bulanan sub unit dan induk. Sementara kegiatan insidentil antara lain pelayanan kedukaan dan orang sakit, bakti sosial hingga promosi budaya tarian Ja’i. Selamat ulang tahun Ikada Bali ke-35 . (vw)