BADUNG – Desa Adat Kuta mengimbau warga khususnya umat muslim untuk melaksanakan salat tarawih di rumah. Sebab perayaan Nyepi tahun ini bersamaan dengan dilaksanakannya salat tarawih hari pertama Ramadan 1444 H.
“Nggak boleh (salat tarawih di masjid), jalan kaki pun kami tidak izinkan, yang boleh itu radius 100 meter dari masjid, kami sudah lakukan pendekatan untuk salat di rumah masing-masing,” kata Ketua LPM Kuta Made Adnyana dihubungi detikBali, Senin (20/3/2023).
Dijelaskan Adnyana, ada lima masjid yang berada di Kuta. Yakni di dekat central parkir, Jalan Bhineka Raya, dan di Jalan Kartika Plaza. Untuk pengamanan waktu Nyepi dan tarawih yang berbarengan ini, Adnyana menyebut akan ada pecalang yang akan mengamankan kawasan atau jalur yang dilewati oleh warga.
“Pengamanannya oleh pecalang, tapi mereka berjaga di pos saja. Ada 13 pos ya karena di Kuta ada 13 banjar,” imbuh Adnyana.
Karena, pada saat Nyepi tidak boleh ada warga yang keluar rumah. Desa Adat Kuta berupaya meminimalisasi agar tidak banyak warga yang keluar, begitu pula jumlah pecalang yang berjaga.
Sementara itu, di Banjar Segara Kuta terdapat dua masjid dan dua musala. Kelian Adat Banjar Segara Kuta I Wayan Werka mengatakan tetap melibatkan pecalang untuk pengamanan tarawih yang berbarengan dengan Nyepi kali ini. Pecalang yang berjaga nanti dibagi dalam tiga shift, yakni pagi, siang, dan malam.
“Atensi Nyepi, terutama kadang-kadang masyarakat di luar lingkungan kami tidak tahu aturan Nyepi, mereka keluar (rumah) karena sebelumnya mereka tidak dapat informasi,” pungkasnya. (nor/has/dtc)