DENPASAR – Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencatat kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada Februari 2023, yaitu 236 kasus penderita dan satu kasus kematian, dibandingkan 73 kasus pada periode yang sama tahun lalu. Menurut dinas, faktor cuaca menjadi penyebab meningkatnya kasus DBD ini.
“Kami tidak bisa berbuat banyak, cuaca hujan sekarang ini sangat tidak bisa diprediksi. Begitu turun hujan, kemudian panas, lalu hujan lagi,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, Minggu (5/3/2023), yang menyebut hujan membuat genangan air sehingga bersarang nyamuk.
Karenanya, Anak Agung mengajak masyarakat juga berperan untuk mencegah nyamuk bersarang di kediaman mereka dan lingkungan sekitarnya. Caranya, memastikan tak ada genangan air. “Kita harus rajin. Pastikan rumah kita bersih dari genangan air,” imbuh dia.
Apabila masyarakat tidak disiplin melakukan berbagai upaya pencegahan, terlebih di musim hujan seperti sekarang ini, Anak Agung khawatir peningkatan kasus DBD bakal terus terjadi.
“Ini (kasus DBD) tidak akan selesai-selesai. Memang intinya harus dari kita juga. Apakah sudah sadar melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk di rumah masing-masing,” jelas Anak Agung.
Dia merinci kasus DBD pada Januari 2023 sebanyak 291 kasus, dengan satu kasus kematian. Angkanya menurun pada Februari 2023, jadi 236 kasus dengan satu kasus kematian, namun meningkat dibanding Februari 2022.
Lebih rinci, yakni 63 kasus DBD di Denpasar Barat, 37 kasus di Denpasar Utara, 40 kasus di Denpasar Timur, 96 kasus di Denpasar Selatan.
Sebagai langkah pencegahan meningkatnya kasus DBD, sambung Anak Agung, pada Maret dan September 2023 nanti, Dinas Kesehatan akan melakukan fogging ULV yang menyasar seluruh titik wilayah di Kota Denpasar.
“Nanti dari jam 5 pagi, mobil pikap kami akan menyusuri jalan dan melakukan fogging. Fogging ini murni obat jadi. Sifatnya akan lebih lama bertahan di udara walaupun kena hujan,” pungkasnya. (BIR/irb/dtc)