BADUNG– Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memilih Bali sebagai tempat pertama penjajakan peluang investasi di luar Ibu Kota Negara Nusantara maupun Jakarta.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Nusantara Agung Wicaksono mengatakan Bali dipilih karena dinilai sebagai etalase dunia, daerah pariwisata, wisatawan dan investasi yang menjadi satu kesatuan sehingga diharapkan kegiatan ini dapat menghubungkan ke investor tingkat global.
“Hari ini menjadi momentum penting karena ini pertama kali proses roadshow peluang investasi di luar ibu kota, baik Ibu Kota Nusantara maupun Jakarta, kali ini Bali, provinsi pertama jajak pasar di luar ibu kota karena Bali ini jadi magnet,” kata dia di Kabupaten Badung, Jumat.
Agung menyampaikan selain peluang bagi investor asing, mereka juga menaruh harapan besar ke investor domestik, yaitu badan usaha-badan usaha di Pulau Dewata.
Meski saat ini sudah ada 21 investor yang telah dan siap melakukan peletakan batu pertama di Kalimantan Timur itu, pemerintah masih membutuhkan investasi lain terutama pada sektor prioritas untuk memenuhi kebutuhan kerja, kebutuhan hidup, dan kebutuhan rekreasi.
“Kalau untuk kerja, kantor, istana, kementerian, sudah dibangun APBN, nah untuk hidup dan bermain butuh sektor hunian, didukung sarana pendidikan dan kesehatan, kemudian butuh untuk rekreasi, juga sarana pendukung seperti pasokan air, pengelolaan limbah, energi dan transportasi dan macam-macam,” ujarnya.
Dari proses awal penjajakan peluang investor domestik di Bali, Agung melihat sudah ada beberapa badan usaha yang menaruh minat seperti badan usaha properti bernuansa hijau, senada dengan visi Otorita IKN Nusantara yang ingin membangun kota hutan berkelanjutan dengan 65 persennya hutan dan nol emisi bersih.
“Perusahaan tersebut kita sedang berproses untuk melakukan pembangunan hunian dengan skema KPBU (kerjasama pemerintah dengan badan usaha). Hari ini juga menarik di satu meja ada pengusaha-pengusaha bidang retail untuk oleh-oleh wisata, menarik juga itu bagaimana budaya Kalimantan diangkat sebagai potensi ekonomi, pariwisata dan dunia usaha, Bali mungkin bisa berperan membagi pengalamannya tentang bagaimana membuat bisnis sukses juga investasi,” kata dia.
Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara (PKPN) Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Pande Putu Oka Kusumawardani menambahkan bahwa investor yang terlibat di IKN Nusantara ditawarkan beragam insentif pajak.
“Kalau insentif perpajakannya didesain membuat pelaku usaha itu tertarik berinvestasi di sana, jadi memang didesain agar semua lini pengusaha memiliki kesempatan yang sama turut berkontribusi dalam berbagai fase pembangunan yang ada di IKN,” ujarnya.
Pejabat Kemenkeu asal Bali ini menyebut UMKM sebagai salah satu yang didorong untuk terlibat, salah satu keuntungan bagi mereka adalah PPh final 0 persen bagi usaha dengan omzet maksimal Rp50 miliar.
“Antusias sekali (pengusaha Bali) karena memang ada harapan besar, juga bisa memperluas mengekspansi, dan menambah ruang untuk usaha UMKM Bali ini. Nah, tentunya bisa memperhatikan apa yang kira-kira menjadi kekuatan utama nanti diperkenalkan di IKN,” kata Oka.
Atas rencana Otorita IKN Nusantara untuk menggaet investor domestik, Kepala Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu Kadin Indonesia Budiarsa Sastrawinata mengaku senang karena pengusaha lokal dipercaya dan siap untuk memfasilitasi ini.
“Sebagai wadah dunia usaha dan mitra strategis pemerintah, Kadin Indonesia siap membantu dan memfasilitasi pencarian investor guna membukukan target investasi untuk pembangunan IKN. Kadin Indonesia juga berharap dapat menjadi penggerak industri dan sektor swasta untuk mengumpulkan beragam masukan dan inisiatif terkait regulasi investasi,” tuturnya. (ant/sb)