Sabtu, Desember 14, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

PHRI: Tarif Hotel di Bali Berpotensi Naik Imbas Kenaikan UMP 6,5 Persen

DENPASAR – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali menyebut tarif kamar hotel berpotensi naik setelah Upah Minimum Provinsi (UMP) Bali mengalami kenaikan sebesar 6,5 persen. Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, mengatakan kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya biaya operasional.

“Ada dua kemungkinan, yaitu menaikkan tarif kamar atau melakukan efisiensi pengeluaran,” ujar Cok Ace di kantor Bali Tourism Board (BTB), Jumat (13/12/2024).

Selain kenaikan tarif, Cok Ace mengungkapkan potensi pengurangan tenaga kerja (PHK) dan penurunan kualitas pelayanan sebagai langkah efisiensi. Misalnya, penggantian sprei yang biasanya dilakukan sehari sekali bisa diubah menjadi dua hari sekali. Namun, ia mengingatkan bahwa langkah tersebut dapat menjadi bumerang.

Semua ini adalah mata rantai. Jika pelayanan menurun, wisatawan mungkin kecewa dan beralih ke negara kompetitor seperti Thailand.

Cok Ace juga menyoroti tambahan beban operasional yang bisa terjadi jika kenaikan UMP diikuti oleh kenaikan bahan baku dan pajak. Menurutnya, wisatawan hanya akan mempertimbangkan nilai yang mereka dapatkan dibandingkan harga yang dibayarkan.

“Salah satu komponen naiknya ya harga kamar. Wisatawan nggak tahu mereka komponen apa yang naik yang dia tahu bayar Rp 10 juta per malam layak nggak dibayar sekian, belum lagi (bayar) PWA (pungutan wisatawan asing),” jelas mantan Wakil Gubernur Bali tersebut.

Ia menambahkan, aspek lingkungan seperti kemacetan dan kebersihan juga menjadi faktor penting dalam menjaga daya saing pariwisata Bali. Kalau produknya bagus tapi lingkungan tidak mendukung, hasilnya sama saja.

Meski begitu, Cok Ace optimistis jumlah usaha hotel di Bali tidak akan berkurang signifikan. Ia menyebut Bali tetap memiliki daya tarik besar bagi wisatawan, tetapi mengingatkan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam industri pariwisata.

“Persoalannya masih memberikan ruang yang seluas-luasnya oleh rakyat Bali apa tidak. Kalau hanya memberikan ruang kepada investor yang bersifat pragmatis ya hancur lah Bali ini,” jelasnya.

“Itu yang saya lihat, masih bertahan saya yakin masih, tapi ada pergeseran-pergeseran bukan orang Bali lagi pemainnya,” imbuh Cok Ace. (dtc/sb)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER