DENPASAR – Beberapa SPBU di Bali mengalami krisis solar, mengakibatkan banyaknya antrean truk hingga bus pariwisata di beberapa titik. Pjs Area Manager Comrel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Mutiara Evy Junita mengklaim bahwa antrean tersebut terjadi lantaran adanya pembatasan kuota solar.
“Untuk antrean solar di beberapa wilayah Bali tersebut mungkin karena kuota solar di beberapa SPBU di daerah tersebut sudah habis karena ada aturan pembatasan kuota solar dari regulator. Pertamina menyalurkan solar subsidi sudah sesuai dengan aturan kuota yang ditetapkan oleh regulator, dalam hal ini BPH Migas,” ucapnya, Senin (5/12/2022).
Dia menilai, bagi kendaraan khususnya truk-truk yang mengangkut material untuk keperluan pembangunan proyek, baik swasta maupun pemerintah, bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan haruslah Dexlite dan bukanlah solar.
“Karena peruntukan solar subsidi berdasarkan peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 telah menetapkan konsumen yang berhak menggunakan solar subsidi. Sementara ini dari pihak Pertamina masih menunggu arahan lebih lanjut terkait pembatasan kuota tersebut,” sebutnya.
Sejauh ini berdasarkan pantauan detikBali, SPBU di wilayah Jembrana, Tabanan, Denpasar hingga Karangasem telah mengalami kelangkaan solar. Para sopir rela antre berjam-jam hingga harus menginap di area SPBU demi mendapatkan solar.
Selain itu, Ketua Umum Sopir Logistik Bali I Putu Oka Marjana mengancam akan melakukan aksi demo jika kondisi krisis solar terus terjadi dan diperparah dengan adanya pembatasan pembelian solar.
“Akibatnya aktivitas sangat terhambat. Kalau seperti ini terus, kami akan melakukan aksi di Denpasar, untuk tuntutan biar stok bertambah, jangan disamakan jatah terus besar dengan kecil,” tegasnya. (nor/dpra/dtc)