DENPASAR – Peresmian Malleum Iustitiae Institute digelar di Gedung Bale Mantilan Hotel Jayakarta, Bali, Senin (24/10). Kegiatan ini mengangkat tema “Selayang pandang G20: Menilik peran masyarakat dan kesiapan Indonesia sebagai motor perdamaian Dunia”.
Kegiatan ini diwarnai diskusi dengan menghadirkan empat narasumber. Mereka adalah, Ketua Majelis Desa Adat Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dewa Putu Mantera SH MH, Founder Malleum Iustitiae Institute Efatha Filomeno Borromeu Duarte SIP MSos, dan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali I Nyoman Kenak SH.
“Acara ini, dihadiri kurang lebih 130 orang dari kalangan organisasi hingga mahasiswa,” kata Founder Malleum Iustitiae Institute Efatha Filomeno Borromeu Duarte SIP MSos, didampingi Direktur Eksekutif Malleum Iustitiae Institute Glenn Kevin Immanuel Giri.
Efatha Filomeno menjelaskan peran Indonesia sebagai motor perdamaian dunia hingga G20 dalam menentukan nasib bangsa-bangsa dalam menghadapi badai krisis ekonomi dunia.
“Sehinga, tujuan negara Indonesia serta penawaran ideologi Pancasila sebagai paradigma berpikir yang kontemplatif untuk dikaji sebagai motor perdamaian antar negara-negara dunia,” tandasnya.
Di sisi lain, narasumber Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet selaku Ketua Majelis Desa Adat Provinsi Bali menekankan bahwa, peran desa adat Bali dalam kesusksesan acara KTT G20 dan berpendapat pentingnya melaksanakan peraturan adat.
“Karena sangat penting untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Bali yang pelaksananya oleh pecalang,” ucapnya.
Berbeda pembahasan Dewa Putu Mantera selaku Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik menjelaskan, kondisi politik di Bali yang masih dalam kondisi baik.
“TNI/Polri beserta Tokoh agama telah bersinergi dengan baik saling bahu membahu untuk menciptakan Bali yang aman dan mengajak kepada mahasiswa untuk menyongsong kegiatan G20 agar bangsa Indonesia kedepan lebih baik,” singkatnya.
Sebagai narasumber terakhir, I Nyoman Kenak selaku Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali menyampaikan penekanan dalam kesejahteraan sebagai bagian dari keharusan dan hal yang hakiki bagi semua orang.
“Jadi, kesuksesan G20 bukan untuk kesuksesan Bali, bukan kesuksesan Indonesia tetapi merupakan kesuksesan dunia karena dengan adanya G20 sangat penting dalam menaikan harkat dan derajat bangsa Indonesia,” katanya. (TIM)