DENPASAR – Menyusul insiden tragis yang menimpa wisatawan Jepang, Kikuchi Satoshi (60), yang meninggal saat bermain flying fish di kawasan Tanjung Benoa, Badung, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali, Tjok Bagus Pemayun, mengingatkan seluruh pelaku usaha pariwisata untuk selalu memeriksa kondisi cuaca sebelum melayani wisatawan.
“Jika cuaca kurang mendukung, sebaiknya tunda aktivitas yang memiliki risiko tinggi,” ujar Tjok Pemayun di Denpasar, Selasa. Ia menekankan pentingnya pelaku usaha memiliki standar operasional yang sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan. “Apakah sudah sesuai dengan standar operasional prosedur, apakah memiliki izin, serta sertifikasi pendamping,” tambahnya.
Tjok Bagus juga menyoroti pentingnya memberikan informasi yang jelas kepada wisatawan mengenai kondisi dan risiko dari setiap aktivitas yang ditawarkan. Mengenai insiden yang menimpa wisatawan Jepang, ia menyebut bahwa ini adalah kejadian baru, sehingga tim kini sedang menyelidiki standar operasional prosedur untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Atraksi flying fish sendiri bukanlah hal baru di Bali. Kawasan Tanjung Benoa dikenal sebagai salah satu destinasi utama untuk aktivitas ini. Namun, mengingat potensi risiko, Tjok Bagus menyarankan agar pelaku usaha terus berinovasi dalam menyajikan atraksi yang aman bagi wisatawan.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Wisata Bahari Indonesia (Gahawisri) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, mengatakan bahwa kecelakaan di flying fish disebabkan oleh kondisi alam, yaitu angin kencang. Meski demikian, ia mengakui bahwa jenis usaha pariwisata yang memiliki potensi risiko tinggi perlu dievaluasi ulang. “Saya sudah mengusulkan untuk sementara menghentikan aktivitas flying fish agar tidak terjadi insiden serupa di masa depan,” pungkasnya. (tim/SB)
Editor: Agus Susanto