JEMBRANA – Kondisi miris terjadi di Pantai Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali. Pantai yang menjadi ikon surfing bagi turis asing di Bali barat itu justru dijejali dengan tumpukan sampah.
Situasi miris itu menuai keluhan dari wisatawan dan pelaku pariwisata. Sampah di pantai itu dikhawatirkan mencemari laut dan merusak keindahan pantai.
Sampah yang menumpuk di TPA tersebut tidak hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga berpotensi terbawa arus laut saat pasang surut. Hal ini dikhawatirkan akan mencemari laut dan merusak ekosistem laut di sekitar Pantai Medewi.
“Seluruh warga membuang sampah di muara pantai, sampah menumpuk bahkan sangat mengganggu pemandangan. Padahal, pantai ini sering dikunjungi wisatawan mancanegara untuk bermain surfing,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya saat ditemui detikBali, Rabu (24/4/2024).
Kondisi ini juga membuat para wisatawan yang berkunjung ke pantai Medewi prihatin. Beberapa wisatawan bahkan sangat miris melihat kondisi pantai yang sering menjadi ajang perlombaan surfing ini diselimuti sampah, terutama plastik.
“Sampah-sampah plastik nampak terseret arus ketika sungai meluap atau curah hujan yang tinggi. Selain itu tumpukan sampah ini juga terseret ke laut saat pasang surut air laut,” jelas warga lainnya.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jembrana juga mengeluhkan sampah di Pantai Medewi. Dalam surat yang ditujukan kepada Camat Pekutatan, PHRI menyatakan sampah di TPA Medewi sering meluber hingga ke pantai dan dikeluhkan oleh para wisatawan.
“Medewi ini ikon wisata Jembrana, terutama olahraga surfing. Sepatutnya kita bersama untuk menjaganya. Kalau ini tidak dijaga, khawatirnya berdampak pada kawasan lainnya. Sangat sering kami menerima masukan dari tamu mancanegara,” ujar Ketua BPC PHRI Jembrana, I Gede Sukadana saat dikonfirmasi melalui telepon.
PHRI berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Mereka meminta agar TPA Medewi ditutup dan dicarikan solusi pengelolaan sampah yang lebih baik di kawasan wisata tersebut.
“Pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa pantai Medewi tetap menjadi ikon wisata yang indah dan asri,” tandas Sukadana. (dt/sb)