DENPASAR – Sembilan komunitas pecinta layangan di Bali dan YLKI Bali, mendapat penghargaan dan apresiasi dari PT PLN (Persero), Kamis (19/1), karena berkontribusi pada terciptanya keamanan pasokan listrik selama pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi G20 berlangsung.
Pemberian penghargaan ditujukan antara lain kepada Komunitas Pelangi Bali, Pelangi Bali Denpasar, Pelangi Bali Gianyar, Rare Angon, Gesing Kite, Sewalu Team Sanur, Undagi, Komunitas Seni Layangan Bali, dan Komunitas Layangan Cerdas.
“Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi yang diberikan PLN atas partisipasi komunitas-komunitas pecinta layangan di Bali, yang secara aktif mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menghindari bermain layang-layang selama KTT G20,” kata General Manager PT PLN (Persero) UID Bali, I Wayan Udayana.
Pihamnua menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang diberikan selama pelaksanaan KTT G20, sehingga PLN mampu menghadirkan listrik yang andal saat G20.
“Bali mendapat nama baik saat KTT G20, dan seluruh pihak yang telah memberikan dukungannya termasuk PLN dari sisi layanan listrik, dan ini tidak lepas dari dukungan rekan-rekan dari komunitas layangan,” ucap Udayana.
Dia menambahkan bahwa, PLN mendukung penuh kegiatan bermain layang-layang karena adanya misi untuk menjaga kebudayaan Bali.
“Dengan menjaga kebudayaan Bali, berarti turut mendukung pariwisata Bali, dan ini akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat demi mewujudkan kemajuan Bali,” imbuhnya.
Pihaknya berharap, agar sinergi bisa terus terjaga, dan komunitas layangan di Bali tetap menjaga budaya Bali melalui layangan dengan memperhatikan keamanan jaringan listrik. Sepanjang tahun 2022, gangguan listrik pada jaringan PLN akibat layang-layang mencapai 8 kali.
“PLN dan komunitas diharapkan terus bersinergi untuk membangun Bali dengan bersama-sama menjaga keandalan listrik tanpa kedip, sehingga bermain layang-layang terus terpelihara seiring dengan pelayanan listrik kepada publik tetap aman terjaga,” tegasnya.
Sementara itu, Wayan Sukarsa selaku Pengurus Komunitas Pelangi Bali menyampaikan budaya bermain layang-layang sudah mengakar dan bercampur dengan taksu, sehingga gangguan listrik akibat layang-layang masih terjadi.
“Ke depannya komunikasi akan terus dilakukan kepada masyarakat, agar semakin paham, dan bermain layangan makin tertib,” terangnya.
Dia turut menyampaikan ucapan selamat kepada PLN atas suksesnya event KTT G20 yang berjalan tanpa gangguan listrik dan berharap komunikasi dapat terus terjalin.
“Budaya layang-layang saat ini semakin berinovasi, layang-layang sudah bisa menggunakan teknologi knock down dan lokasi bermain layangan juga telah terkonsenterasi pada titik yang telah ditentukan agar mudah dipantau dan dikontrol,” kanta Sukarsa.
Ia berharap, kebudayaan tetap ajeg atau lestari, namun listrik juga harus tetap aman sehingga tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan. (WIR)