DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster menuturkan pembangunan lintas rel terpadu (LRT) akan dimulai dengan rute Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menuju Sentral Parkir Kuta, Badung. Rute tersebut sudah disetujui oleh Kementerian Perhubungan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
“Karena harus ada sinkronisasi kebijakan dari menteri Bappenas dan menteri Perhubungan. Sekarang dua menteri itu menyetujui untuk membangun LRT di Bali,” kata Koster di Denpasar, Selasa (16/5/2023).
Koster menuturkan studi kelayakan pembangunan LRT dilakukan oleh Korea Selatan. Penunjukkan Korea Selatan untuk mengkaji pembangunan kereta ringan itu juga sudah disetujui oleh Bappenas dan Kementerian Perhubungan.
Menurut Koster, LRT di Bali akan dibangun di bawah dan atas tanah. Namun, ia belum bisa membeberkan secara rinci biaya untuk membangun angkutan massal berbasis rel tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan rencana pengembangan transportasi LRT sudah dibahas Bappenas. Dari hasil studi itu, pembangunan LRT Bali membutuhkan biaya mencapai Rp 10 triliun.
“Yang jelas, dari hasil yang keluar perkiraan itu anggaran Rp 10 triliun, untuk pembiayaan infrastruktur dan prasarananya,” ujar Samsi Gunarta.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bekerja sama dengan Korea Selatan melalui Korea National Railway untuk menyusun kajian prastudi kelayakan untuk LRT Bali pada 2021. Kajian ini berisikan rencana pembangunan LRT dengan rute Bandara Ngurah Rai-Seminyak sepanjang 9,46 kilometer.
Hasilnya, proyek LRT Bali, berdasarkan kajian tersebut dibagi menjadi dua fase yaitu, fase 1-A rute Bandara-Stasiun Central Park sepanjang 5,3 kilometer dan fase 1-B rute Stasiun Central Park-Seminyak sepanjang 4,16 kilometer. (gsp/gsp/dtc)